Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Lebaran, Pedagang Pasar Keluhkan Stok Bahan Pokok dan Harganya

Para pedagang pasar mengeluhkan stok bahan pokok yang mulai langka jelang Lebaran. Komoditas lainnya yakni daging sapi dan cabai juga ikut meroket.
Pedagang daging sapi segar melayani konsumen, di  Pasar Modern, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (2/6/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Pedagang daging sapi segar melayani konsumen, di Pasar Modern, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (2/6/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki H-3 Idulfitri/Lebaran 1443 H, pedagang pasar masih terus mengeluhkan ketersediaan bahan pokok yang turut andil dalam kenaikan harga.

Sebelumnya, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menjelaskan bahwa kenaikan fase dua harga bahan pokok biasa terjadi di H-7 hingga H-3 lebaran. Pada momen Ramadan dan Idulfitri tahun ini, harga bahan pokok jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang diakibatkan karena beberapa faktor seperti ketersediaan stok, kondisi geopolitik di Eropa Timur, serta permintaan yang meningkat. 

“Kami sudah prediksi fase kedua ini terjadi fase di mana puncak kenaikan beberapa bahan pokok yang memang terdongkrak cukup tinggi. Faktor supply demand kita nggak seimbang, permintaan tinggi sedangkan barang yang tersedia di menipis,”  ujar Reynaldi, Jumat (29/4/2022).

Reynaldi sempat melaporkan pada pekan pertama Ramadan tercatat adanya penurunan permintaan terhadap bahan pokok akibat kenaikan harga.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfhi mengatakan berdasarkan data per 28 April atau H-4 Idulfitri, harga rata-rata bahan pokok secara nasional stabil dan pasokan aman. Pada kenyataannya, sampai saat ini pedagang masih mengeluhkan ketersediaan stok dan harga yang terdongkrak salah satunya daging sapi dan cabai.

Berdasarkan data dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kemendag, harga yang tercatat stabil adalah komoditas beras, gula pasir, kedelai impor, dan tepung terigu.

Harga bahan pokok seperti daging yang terpantau mengalami tren kenaikan ini diakibatkan produksi daging sapi lokal yang belum dapat memenuhi kebutuhan nasional, sementara harga sapi impor bakalan dari Australia masih tinggi di angka US$3.984/ton atau setara Rp57.250/kg.

Berdasarkan data Kemendag per 28 April 2022, ketersediaan stok sapi bakalan sebanyak 99.142 ekor atau setara dengan 19.004 ton dengan potensi pasokan per bulan yaitu 30 persen dari stok. Kebutuhan daging sapi/kerbau menurut Kemendag yaitu sebanyak 92,54 ribu ton/bulan dengan stok indikatif 92,88 ribu ton/bulan.  

Harga rata-rata secara nasional untuk daging segar yaitu Rp139.600/kg dengan harga acuan Rp105.000/kg. Sementara pada Informasi Pangan Jakarta melaporkan harga daging sapi murni (semur) di Pasar Senen Jakarta Pusat hari ini, Jumat (29/4/2022), sebesar Rp150.000/kg. Harga tersebut turun dibandingkan dengan Kamis (28/4/2022) yang menyentuh Rp160.000/kg.

Kemendag mengklaim terus  melakukan upaya mitigasi untuk menjaga ketersediaan stok daging sapi, salah satunya dengan percepatan pengadaan daging beku impor sebagai alternatif dan penyeimbang harga daging sapi segar.

Reynaldi mengingatkan kepada para pedagang dan konsumen bahwa harga masih akan naik setelah lebaran akibat banyaknya pedagang yang masih mudik dan tidak memiliki stok.

“Fase ketiga jangan lupa, akan terjadi tren kenaikan harga yaitu pasca idulfitri. Kemungkinan nanti yang akan turun harganya hanya telur dan ayam saja,” ujar Reynaldi.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper