Bisnis.com, JAKARTA- Produsen kaos Joger mengeluhkan praktik pelanggaran hak kelayaan intelektual yang kerap dialami.
Junior Chief Executive Officer Joger Armand Setiawan Wulianadi mengatakan produk-produknya selama ini kerap dijiplakan, khususnya kaus kata-kata unik.
"Memang tantangan yang selalu kami hadapi adalah praktik yang dilakukan penjiplak produk kami. Bahkan sudah bukan rahasia produk jiplakan Joger dijual di pusat oleh-oleh besar di Bali, yang bisa dikatakan adalah tetangga kami sendiri," katanya, Jumat (29/4/2022).
Dia melanjutkan, berbagai upaya dilakukan manajemen terhadap praktik-praktik penjiplakan, mulai dari persuasi mengimbau pedagang kaos jiplakan hingga melakukan sosialisasi ke masyarakat bahwa produk Joger hanya dijual di toko milik mereka, yakni di Pabrik Kata-Kata Joger di kawasan Kuta dan di Teman Joger Luwus.
"Tapi permasalahannya bukan hanya di pedagang-pedagang kecil ini yang hanya berusaha untuk menjual produk yang laris. Tapi justru mereka yang memproduksi barang jiplakan Joger ini pengusaha-pengusaha besar," sebutnya.
Dia menyatakan, Joger sebenarnya sudah kerap menyuarakan keresahan soal HAKI kepada pihak Ditjen Kekayaan Intelektual, Pemda maupun pihak berwenang lainnya. Namun, kata Armand, hingga kini belum ada tindakan nyata untuk memberantas penjiplakan karya cipta milik Joger.
Baca Juga
"Belum ada kesadaran dari kebanyakan para pelaku usaha pariwisata di Bali untuk menghargai HAKI. Sementara perekonomian Bali ditopang dari sektor-sektor pariwisata, termasuk sektor perbelanjaan oleh-oleh," tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebutkan bahwa kontribusi kekayaan intelektual terhadap produk domestik bruto mencapai Rp1,105 triliun.
Oleh karenanya, dia mengimbau generasi muda Indonesia untuk terus menggali potensi, terus berkreasi, berkarya, dan berinovasi melalui pelindungan kekayaan intelektual.
"Saya mengimbau kepada anak-anak muda Indonesia mari bangkit menjadi insan kreatif, inovatif dan inspiratif untuk Indonesia Maju,” katanya saat ditemui Bisnis, di Jakarta Selasa (26/4/2022).
Menurut Wapres, selain terbukti berkontribusi pada PDB sebesar Rp1,105 triliun atau 7 persen dari rerata nasional, KI juga tercatat mampu menyerap tenaga kerja hingga 17 juta orang setahun.