Bisnis.com, JAKARTA — Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Arcandra Tahar mengatakan kinerja bisnis hulu minyak dan gas (Migas) PGN melalui PT Saka energi Indonesia (Saka Energi) berhasil meraih keuntungan. Arcandra mengatakan keberhasilan Saka Energi itu dipengaruhi oleh meningkatnya realisasi lifting minyak yang dibarengi dengan kenaikan harga energi global.
"Setelah sekian lama mengalami kerugian, pada 2021 Alhamdulillah Saka Energi berhasil mencatatkan laba bersih sekitar US$6 juta. Membaiknya kinerja Saka ini tentunya juga berdampak positif terhadap PGN sebagai induknya. Pada tahun-tahun sebelumnya, kerugian yang dialami oleh Saka Energi telah menjadi beban bagi keuangan PGN," kata Archandra melalui akun instagram pribadinya, Selasa (26/4/2022).
Menurut Arcandra perbaikan kinerja Saka Energi dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, Saka Energi berhasil meningkatkan volume lifting minyak menjadi sekitar 25 ribu barel per hari selama 2021. Kenaikan lifting tersebut berkat eksplorasi di beberapa sumur baru, khususnya di Blok Pangkah, yang berhasil menemukan minyak.
Kedua, kenaikan harga minyak sepanjang 2021 turut mendorong pendapatan Saka Energi mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun lalu rata-rata harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$68,13 per barel, lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata 2020 sebesar US$52, 77 per barel.
Ketiga, optimalisasi teknologi pada sumur-sumur eksplorasi dan eksploitasi berdampak tidak hanya terhadap peningkatan volume lifting minyak, tetapi juga pada efisiensi operasional Saka Energi.
"Bisnis hulu Migas memiliki potensi yang besar jika mampu dikelola dengan mengoptimalkan teknologi dan efisien dalam proses bisnis yag dijalankan. Komitmen itu yang terus diwujudkan oleh Saka Energi saat ini dan ke depan," tutur Arcandra.
Baca Juga
Membaiknya kinerja Saka Energi sesungguhnya juga bisa dilihat dari kemampuan perusahaan dalam mempercepat pelunasan sebagian utang obligasi yang diterbitkan 2017. Saka Energi telah mempercepat pelunasan utang obligasinya senilai US$220 juta pada 25 Maret 2022 lalu.
Pasca buyback obligasi tersebut, nilai surat utang obligasi Saka Energi yang masih beredar sebesar US$405 juta. Surat utang itu baru akan jatuh tempo pada bulan Mei 2024.
"Kami bersyukur bahwa bisnis dari sektor hulu PGN selama 2021 tumbuh sangat positif. Secara konsolidasi, laporan keuangan PGN 2021 mencatat pendapatan Perseroan dari hasil penjualan minyak dan gas mencapai US$331,30 juta. Nilai tersebut mengalami kenaikan sekitar 60,64 persen dibandingkan peroleh 2020 lalu yaitu sebesar US$203,70 juta,” tuturnya.