Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertagas Amankan Pasokan Gas Industri dan Kelistrikan Jawa Barat

Pertagas mendukung kebutuhan energi nasional dan memastikan keberlanjutan pasokan gas di wilayah strategis, seperti Jawa Barat.
Ilustrasi infrastruktur pipa gas PGN/Dok. PGN
Ilustrasi infrastruktur pipa gas PGN/Dok. PGN

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Gas (Pertagas) berkomitmen memenuhi pasokan gas untuk sektor industri dan kelistrikan di wilayah strategis Tanah Air seperti Jawa Barat, demi mewujudkan ketahanan energi nasional.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh bagian dari Subholding Gas PT Pertamina (Persero) itu adalah bekerja sama dengan PT Pertamina EP (PEP) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN.

Melalui penandatanganan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) bersama PEP dan PGN, Pertagas akan memastikan distribusi pasokan gas dari Lapangan Pondok Tengah dan Citarik milik Pertamina EP ke industri baja, petrochemical, kelistrikan, refinery serta ke sejumlah industri lainnya di Jawa Barat.

Direktur Utama Pertagas Gamal Imam Santoso menjelaskan bahwa pasokan gas tersebut akan disalurkan melalui jaringan pipa transmisi milik Pertagas yang terbentang dari Cilegon hingga Gresik.

“Melalui kerja sama ini, kami memastikan pemanfaatan sumber energi domestik secara optimal. Pertagas berkomitmen menyalurkan energi secara andal untuk sektor strategis, sejalan dengan arah pemerintah dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional,” kata Gamal dikutip Jumat (23/5/2025).

Menurut Gamal, sinergi antaranak usaha Pertamina Group ini merupakan langkah konkret dalam mendukung swasembada energi nasional. Tak hanya itu, imbuhnya, langkah tersebut juga menjadi bagian dari komitmen Pertamina Group untuk mendukung kebutuhan energi nasional dan memastikan keberlanjutan pasokan gas di wilayah strategis.

“Penandatanganan PJBG Pertagas dengan PGN dan PEP juga mencerminkan sinergi yang erat antara perusahaan energi di Indonesia dan regulator, dalam rangka memajukan industri energi dan meningkatkan keandalan pasokan energi bagi sektor industri dan kelistrikan di Jawa Barat,” ujar Gamal.

Adapun, PJBG tersebut ditandatangani oleh Gamal Imam Santoso selaku Direktur Utama Pertamina Gas, Muhammad Arifin selaku Plt. Direktur Utama Pertamina EP, dan Ratih Esti Prihatini selaku Direktur Komersial PGN, dan disaksikan Djoko Siswanto selaku Kepala SKK Migas, Selasa (20/5/2025) di sela agenda IPA Convention dan Exhibition (Convex) 2025.

Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo Subianto dalam pidato pembukaan IPA Convex 2025 menegaskan pentingnya kedaulatan energi nasional.

“Sektor energi Indonesia kini menjadi daya tarik global, berkat stabilitas, potensi sumber daya, serta komitmen kita terhadap transisi energi dan keberlanjutan. Pemerintah akan mendukung penuh perusahaan nasional dalam mengelola dan memaksimalkan energi untuk kepentingan rakyat,” ujar Prabowo (21/5/2025).

Adapun, Direktur Utama PGN Arief S. Handoko mengingatkan potensi kekurangan pasokan gas di wilayah Jawa Barat hingga Sumatra bagian utara mulai 2025 sampai 2035 mendatang.

Dia menyebut, penurunan pasokan itu akan terjadi lebih dalam mulai 2028. Khusus untuk wilayah Sumatra Utara, kekurangan gas diproyeksikan hingga mencapai 96 MMscfd.

“Kalau kita lihat dari 2025 sampai 2035 cenderung short gas di Sumatra bagian utara dan tengah ini turun sejak di 2028. Jadi kalau kita lihat sejak 2028 ke 2035 shortage sampai ke 96 MMscfd,” ungkap Arief dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI, Senin (28/4/2025).

Arief juga mengungkapkan bahwa kondisi kekurangan pasokan gas bakal merambah ke wilayah lain mulai 2035, seperti Sumatra bagian selatan dan tengah hingga Jawa bagian barat serta Lampung.

“Profil gas balance PGN periode 2025 sampai 2035 mengalami tren penurunan. Di sini yang akan sedikit lebih mengkhawatirkan di mana sejak 2025 short dari gas balance kita, dari 2025 sampai ke 2035 itu shortage-nya semakin membesar sampai minus 513 [MMscfd],” jelas Arief.

Menurut dia, penurunan pasokan gas itu terjadi lantaran penurunan produksi blok migas secara alami dan belum ditemukannya sumber gas baru.

“Ini dipengaruhi atau disebabkan utamanya karena penurunan natural atau natural declining dari pemasok yang belum dapat diimbangi dengan temuan cadangan dan produksi dari lapangan gas bumi baru,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper