Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Exxonmobil Cepu Optimalkan Pengeboran Banyu Urip dan Kedung Keris

SKK Migas melaporkan realisasi produksi terangkut atau lifting minyak dan gas bumi nasional sepanjang kuartal pertama 2022 masih di bawah target.
Kilang minyak di Lapangan Banyu Urip Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (8/12/2016)./Bloomberg-Dimas Ardian
Kilang minyak di Lapangan Banyu Urip Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (8/12/2016)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Exxonmobil Cepu Limited (EMCL) tengah mengoptimalkan pengeboran minyak dan gas bumi dari lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris untuk meningkatkan realisasi produksi nasional yang berada di bawah target pada triwulan pertama tahun ini.

Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia Dave A. Seta mengatakan EMCL bakal berkoordinasi intensif dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk mengoptimalkan produksi terangkat atau lifting Migas dari dua lapangan operasi EMCL tersebut.

“Kami akan terus bekerja sama dengan SKK Migas untuk mengoptimalkan produksi Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris untuk membantu memenuhi kebutuhan energi Indonesia,” kata Dave melalui pesan WhatsApp, Jumat (22/4/2022).

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi produksi terangkut atau lifting minyak dan gas bumi nasional sepanjang kuartal pertama 2022 masih di bawah target.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan belum optimalnya realisasi lifting minyak dan gas bumi nasional itu disebabkan karena dampak bawaan dari pandemi dan sejumlah penghentian operasi yang tidak terencana (unplanned shutdown) sepanjang 2021.

“Produksi dan lifting kita masih terkendala terutama entry point yang sangat rendah di awal 2022 karena dampak dari pandemi itu di kuartal satu kita loss di sana sekitar 20 ribu barel per hari (bph) kemudian mostly juga dampak dari unplanned shutdown,” kata Dwi saat Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Kuartal I Tahun 2022, Jumat (22/4/2022).

Berdasarkan catatan SKK Migas sepanjang triwulan pertama 2022, realisasi lifting minyak mencapai 611,7 ribu bph atau lebih rendah dari target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar 703 ribu bph.

Selain itu, realisasi lifting gas sepanjang triwulan pertama tahun ini di angka 5.321 standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau lebih rendah dari target yang dipatok pemerintah sebesar 5.800 MMSCFD.

SKK Migas mencatat sejumlah rangkaian penghentian operasi yang tidak terencana dari EMCL selama triwulan keempat 2021 yang berlanjut hingga awal tahun ini turut mengoreksi torehan realisasi lifting Migas nasional.

Misalkan berdasarkan catatan SKK Migas sepanjang triwulan keempat 2021, terjadi penghentian operasi pada Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang diikuti dengan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) akibat gangguan listrik. Berhentinya operasi tiga kontraktor besar itu berdampak serius pada torehan produksi minyak pada Januari 2022 yang anjlok di posisi 616 ribu BOPD.

“Februari dan Maret ini sudah mulai membaik lagi tetapi sayang di pekan kemarin ada masalah di EMCL pipanya bengkok karena ada tanah longsor khawatir ada hal-hal yang lebih berbahaya kita setop, kita kehilangan sekitar 11 ribu produksi di Cepu,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper