Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina berencana melakukan pengeboran 813 sumber pengembangan dan 29 sumur eksplorasi pada 2022.
Target itu diharapkan dapat meningkatkan produksi terangkat atau lifting minyak dan gas bumi nasional yang kembali tertekan sepanjang kuartal pertama tahun ini.
Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi Arya Dwi Paramita mengatakan rencana kerja itu naik dua kali lipat dari torehan 2021. Saat itu, realisasi pengeboran untuk sumur pengembangan sebanyak 350 unit dan sumur eksplorasi sebanyak 12 unit.
“Tahun ini, Subholding Upstream Pertamina mempunyai rencana kerja masif dan agresif dengan program pemboran sumur pengembangan sebanyak 813 sumur, sumur eksplorasi sebanyak 29 sumur, penambahan rencana kerja workover, perawatan sumur, dan reaktivasi sumur,” kata Arya melalui pesan WhatsApp, Jumat (22/4/2022).
Ihwal Pertamina Hulu Energi, Arya mengatakan, pihaknya berencana untuk mengebor 500 sumur pengembangan pada tahun ini. Adapun hingga triwulan pertama tahun ini, sumur yang sudah dibor mencapai 96 unit atau rata-rata setiap hari terdapat satu sumur yang berhasil diselesaikan.
Pada periode tahun lalu, realisasi pengeboran untuk sumur pengembangan sebesar 350 unit dan sumur eksplorasi sebanyak 12 unit.
“Pertamina EP di 2022 ini juga mempunyai rencana kerja yang agresif dengan merencanakan untuk melakukan pemboran sumur pengembangan sebanyak 127 sumur. Dengan rencana kerja yang masif dan agresif ini diharapkan dapat menahan laju penurunan alamiah dan meningkatkan produksi,” tuturnya.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi produksi terangkut atau lifting minyak dan gas bumi nasional sepanjang kuartal pertama 2022 masih di bawah target.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan belum optimalnya realisasi lifting minyak dan gas bumi nasional itu disebabkan karena dampak bawaan dari pandemi dan sejumlah penghentian operasi yang tidak terencana (unplanned shutdown) sepanjang 2021.
“Produksi dan lifting kita masih terkendala terutama entry point yang sangat rendah di awal 2022 karena dampak dari pandemi itu di kuartal satu kita loss di sana sekitar 20 ribu barel per hari (bph) kemudian mostly juga dampak dari unplanned shutdown,” kata Dwi saat Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Kuartal I Tahun 2022, Jumat (22/4/2022).
Berdasarkan catatan SKK Migas sepanjang triwulan pertama 2022, realisasi lifting minyak mencapai 611,7 ribu bph atau lebih rendah dari target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar 703 ribu bph.
Selain itu, realisasi lifting gas sepanjang triwulan pertama tahun ini di angka 5.321 standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau lebih rendah dari target yang dipatok pemerintah sebesar 5.800 MMSCFD.