Bisnis.com, JAKARTA - Pertamina International Shipping (PIS) berkomitmen untuk masuk ke dalam industri pengapalan ramah lingkungan atau green shipping. Masuknya PIS ke ranah ramah lingkungan dimulai dari design kapal sampai dengan bahan bakarnya.
Direktur Operasi PIS Arief Kurnia Risdiantio mengatakan bahwa komitmen untuk masuk ke industri green shipping dimulai dari membentuk desain kapal yang lebih yang efisien. Dia mengatakan desain kapal yang dimaksud yakni lebih streamline atau mengerucut.
Desain yang lebih efisien tersebut, lanjut Arief, agar bisa meminimalisasi water resistance. Hal itu, nantinya berdampak pada efisiensi energi yang digunakan.
"Jadi saat kapal kita bergerak maju ke depan, hambatan air menjadi kecil dan akhirnya pemakaian bahan bakar kapal menjadi lebih sedikit atau ekonomis," tutur Arief, Selasa (19/4/2022).
Selain desain kapal yang lebih efisien, efisiensi bahan bakar kapal ingin didorong melalui desain baling-baling kapal atau propeller sehingga bisa berputar lebih ringan. Hasilnya, water resistance menjadi semakin sedikit ketika baling-baling berputar di dalam air.
Dengan adanya desain kapal yang efisien tersebut, Arief berharap agar pemakaian bahan bakar kapal PIS bisa lebih rendah dan nantinya berkontribusi pada pengurangan emisi gas buang.
Baca Juga
Di sisi lain, kapal-kapal PIS ditargetkan bisa menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan atau memilik karakteristik low sulphur surcharge (bahan bakar rendah sulfur).
Tidak hanya itu, muatan atau kargo yang diangkut kapal pun juga ditargetkan juga bisa berekspansi ke muatan yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, petrochemical, kontainer, dan kargo kapal gas.
"Pastinya karakteristik kargonya tersebut memiliki karakteristik yang lebih green daripada yang kita angkut saat ini," tambahnya.
Terkait dengan pendanaan ekspansi dan komitmen tersebut, Manager Stakeholder Relations PIS Roberth Dumatubun menjelaskan terdapat dua macam mekanisme besar yang dimanfaatkan. Pertama, melalui program Environmental, Social and Governance (ESG). Artinya, skema ini lebih mengarah ke pengadaan aset baru.
"Ini yang sedang digalakkan oleh Ibu Direktur Keuangan Holding, jadi agak mudah untuk mencari pendanaan itu apabila project kita arahnya ke green [ramah lingkungan]," jelasnya secara terpisah, Rabu (20/4/2022).
Kedua, pemanfaatan aset yang ada melalui dekarbonisasi. Hal itu dilakukan dengan membatasi penggunaan fossil fuel dan mendorong penggunaan LNG. Sebaliknya dari ESG, skema ini dilakukan dengan modifikasi aset yang sudah ada.
Untuk itu, PIS menyiapkan investasi sebesar sekitar US$3 miliar atau sekitar Rp43 triliun untuk pengadaan sebanyak 69 kapal baru yang lebih ramah lingkungan.