Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Internasional Shipping Investasi ke Kapal Pengangkut Energi Terbarukan

Pertamina International Shipping mengarahkan investasi pada kapal pengangkut energi terbarukan.
Salah satu kapal milik Pertamina International Shipping./Istimewa
Salah satu kapal milik Pertamina International Shipping./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina International Shipping (PIS) memperkirakan tren bisnis perkapalan secara jangka panjang lebih berorientasi pada kapal-kapal yang lebih hijau.

CEO Pertamina Internasional Shipping Erry Widiastono mencontohkan misalnya kapal-kapal untuk pengangkutan gas seperti LPG, LNG, dan lainnya. Tak hanya itu, pihaknya juga melihat perkembangan lebih lanjut di sektor renewable energy atau energi terbarukan.

Menurutnya, sebagai Subholding Integrated Marine Logistics dari PT Pertamina (Persero) perseroan memiliki peluang menjadi jembatan transisi energi. Kehadiran energi baru dan terbarukan atau merupakan keniscayaan. Dia menyebut kebutuhan energi yang berbasis hidrokarbon masih terus ada selama masa transisi ini.

Kebutuhan energi yang masih besar ini tercermin dari kondisi ekonomi, baik nasional maupun global yang sedang masa pemulihan dan berpotensi untuk tumbuh.

“Ke depan, bisnis juga lebih mengarah ke green cargo seperti cargo gas. Di sisi bunkering atau fuel juga mengarah kepada fuel yang lebih green seperti LNG dan LPG. Terminal juga mengarah ke green energy, storage juga,” ujarnya, Rabu (29/12/2021).

Tidak hanya melayani jasa pengangkutan untuk komoditas energi seperti crude oil, BBM, dan gas. Erry juga mengatakan bahwa PIS juga memiliki bisnis perkapalan untuk komoditas non energi. Adapun, seiring dengan pulihnya ekonomi dunia maka permintaan dan perputaran logistik secara global juga akan ada kenaikan.

“Kami harapkan pasca pandemi ini akan bergerak tumbuh, dan ketika tumbuh analisis kami ada juga pertumbuhan konsumsi energi dan berujung ke kebutuhan energi nasional maupun regional,” imbuhnya.

Perseroan pun telah menyiapkan investasi sebesar US$1,5 miliar – US$ 1,6 miliar untuk pengembangan dan investasi bisnis perusahaan hingga 2030.

Kebutuhan investasi tersebut sejalan dengan kondisi kebutuhan energi nasional serta global, dengan menekankan faktor lingkungan dan transisi energi. Adapun kebutuhan investasi tersebut akan dipenuhi dari ekuitas internal maupun mencari sumber pendanaan lain atau new capital injection.

Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indra Darmawan menyampaikan soal potensi bisnis dan investasi maritim serta logistik di Indonesia yang sangat besar.

“Ada optimisme yang bisa memandu kita menjalani tahun depan lebih baik,” jelasnya. Optimisme ini tercermin dari target investasi nasional yang dinaikkan dari Rp900 triliun pada 2021 menjadi Rp1.200 triliun pada 2022.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper