Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Barang Konsumsi Meningkat, Daya Beli Masyarakat Pulih?

Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Peningkatan impor barang konsumsi mengindikasikan pulihnya daya beli masyarakat.
Konsumen memilih sayuran di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Konsumen memilih sayuran di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -  Kinerja impor Indonesia meningkat tajam, terutama untuk memenuhi kebutuhan produktif.

Impor bahan baku/penolong, barang modal, dan barang konsumsi mengalami pertumbuhan positif pada Maret 2022 dibandingkan Maret 2021, dimana masing-masing 31,53 persen (year-on-year/yoy), 30,12 persen (yoy), dan 26,01 persen (yoy).

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, impor bahan bahan baku dan barang modal meningkat sejalan dengan PMI Indonesia yang masih ekspansif.

"Peningkatan impor barang konsumsi mengindikasikan pulihnya daya beli masyarakat, sementara peningkatan impor bahan baku dan barang modal mengindikasikan semakin pulihnya aktivitas industri dalam negeri," kata Febrio dalam keterangan tertulisnya.

Sebagai informasi, impor pada Maret 2022 mencapai US$ 21,97 miliar, naik sebesar 30,85 persen (yoy) dan lebih tinggi dibandingkan Februari 2022. Impor migas dan nonmigas pada Maret 2022 mengalami penguatan terhadap bulan sebelumnya. Impor migas tumbuh 53,22 persen (yoy) disusul oleh impor nonmigas yang tumbuh sebesar 27,34 persen (yoy).

Di 2022, nilai impor migas diproyeksi masih akan terus menguat, seiring dengan eskalasi tensi geopolitik yang berkontribusi pada peningkatan harga komoditas impor.

Tak hanya impor, ekspor Indonesia juga tumbuh kuat dibandingkan Februari 2022, yakni sebesar 44,36 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi baik pada migas dan non migas, masing-masing sebesar 54,8 persen (yoy) dan 43,82 persen (yoy).

Kinerja ekspor dan impor yang sangat baik tersebut, membuat neraca perdagangan pada Maret 2022 mengalami surplus sebesar US$4,53 miliar, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat surplus US$3,83 miliar, melanjutkan tren surplus selama 23 bulan berturut-turut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper