Bisnis.com, JAKARTA — China mengungkapkan komitmen penguatan hubungan dengan Rusia di tengah kekhawatiran kejahatan perang di Ukraina.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (20/4/2022), Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng menyerukan pendalaman hubungan di berbagai bidang selama pertemuan dengan utusan Rusia Andrey Ivanovich Denisov pada Senin di Beijing.
Kekuatan hubungan kedua negara terlihat dari melonjaknya perdagangan hingga 30 persen selama kuartal I/2022. "[Ini menggambarkan] ketahanan dan dinamisme internal pada kerja sama bilateral," ungkap Le.
Kendati ada kenaikan, kebanyakan pertumbuhan terjadi sebelum perang Rusia dan Ukraina pecah. Adapun ekspor ke Rusia turun ke level terendah pada Maret sejak pertengahan 2020, menurut data yang dirilis pekan lalu.
Hal itu bisa dipicu oleh sejumlah faktor seperti meningkatnya sanksi terhadap Rusia oleh banyak negara, penurunan mata uang Rusia dan upaya AS untuk menghentikan Rusia menggunakan dolar.
"Bagaimanapun lanskap internasional akan berubah, China akan terus memperkuat koordinasi strategis dengan Rusia untuk kerja sama yang win-win," kata Le.
Bersama-sama menjaga kepentingan bersama kedua negara dan mempromosikan pembangunan hubungan internasional jenis baru dan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.
Denisov mengatakan Rusia menganggap hubungan dengan China sebagai "prioritas diplomatik," kata pernyataan itu.