Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara Perang, Perdagangan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina Keok

Kinerja perdagangan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina mencetak defisit signifikan pada Maret 2022.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Perang Rusia-Ukraina membuat kinerja neraca perdagangan Indonesia dengan kedua negara tersebut mencetak defisit signifikan.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia ke Rusia tercatat senilai US$67,5 juta sedangkan impor Indonesia melesat menjadi US$257 juta per Maret 2022. Alhasil, neraca perdagangan Indonesia dengan Rusia menorehkan defisit US$189,5 juta.

Kepala BPS Margo Yuwono merinci pada Januari 2022 misalnya, ekspor minyak lemak hewan nabati Indonesia ke Rusia turun dari US$124 juta menjadi US$58,3 juta.

“Terlihat sekali akibat konflik ekspor minyak hewan nabati ini, ekspor kita mengalami penurunan,” ujar Margo Yuwono dalam siaran pers virtual, Senin (18/4/2022).

Tidak hanya itu, Margo menuturkan ekspor karet dan barang karet dari Indonesia ke Rusia alami penurunan drastis. Misalkan saja dari Januari-Februari secara berturut-turut US$7,1 juta dan US$7,3 juta, tetapi pada Maret tinggal US$0,3 juta.

“Begitu pun dengan mesin dan peralatan listrik di dua bulan terakhir masih cukup tinggi. Bahkan Januari ini tercatat US$11,1 juta, Februarinya US$10,7 juta. Tapi di bulan Maret 2022 akibat konflik Rusia-Ukraina, ekspor kita hanya US$2,5 juta,” jelas Margo.

Tak jauh berbeda, neraca perdagangan Indonesia dengan Ukraina mengalami defisit US$6,6 juta. Jika dirinci, Indonesia tidak mengekspor komoditas apapun ke Ukraina pada Maret 2022, padahal nilai ekspor Indonesia ke Ukraina mencapai US$47,1 juta pada Maret 2021. Adapun ekspor Indonesia ke Ukraina terdiri dari minyak hewan nabati, kertas karton dan alas kaki.    

Sebaliknya, impor Indonesia ke Ukraina turun menjadi US$6,6 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu             

"Di bulan Maret 2022, tercatat tidak ada ekspor sama sekali. Mudah-mudahan perang Rusia dan Ukrain cepat selesai sehingga kita bisa memperbaiki kinerja dengan Rusia dan Ukraina di waktu-waktu berikutnya," katanya.

Ia menambahkan perang Rusia-Ukraina berpeluang mengerek naik harga komoditas, terutama nonmigas. Kondisi ini, sambungnya, akan berpengaruh dan mendorong nilai ekspor Indonesia. 

Namun di sisi lain, peningkatan harga komoditas terutama migas juga mempengaruhi dan mendorong kenaikan nilai impor Indonesia.

“Akibat konflik itu, perdagangan kita dengan Rusia dan Ukraina alami defisit pada Maret 2022,” sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper