Bisnis.com, JAKARTA — Rencana pengembangan wilayah kerja minyak dan gas bumi (migas) Anambas memasuki babak baru. Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (Kufpec) akhirnya mendapatkan lampu hijau dari pemerintah untuk menggarap Wilayah Kerja Anambas yang berlokasi di lepas pantai Kepulauan Riau tersebut.
Melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah menyetujui rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) 1 Blok Anambas yang diajukan Kufpec sebagai pemegang penuh hak partisipasi (participating interest/PI).
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Djoko Siswanto mengungkapkan bahwa rencana pengembangan Blok Anambas menjadi bukti nyata investasi hulu migas Indonesia masih menarik sampai saat ini, tak hanya bagi perusahaan dalam negeri tetapi juga internasional.
“Kufpec ini perusahaan minyak besar di Middle East. Ini merupakan berita gembira. Dengan adanya investasi ini [PoD] kemudian nanti dilanjutkan FID [keputusan investasi akhir] hingga onstream, maka ketahanan energi kita, pemenuhan energi di dalam negeri ini akan semakin baik,” kata Djoko dalam konferensi pers POD Blok Anambas, Kamis (15/5/2025).
Adapun, Wilayah Kerja Anambas yang berlokasi di lepas pantai Kepulauan Riau merupakan blok migas yang dilelang oleh pemerintah melalui Lelang Reguler Tahap I/2019 periode Februari—April 2019.
Kufpec resmi mengelola Blok Anambas selama 30 tahun atau sampai dengan 2049, sesuai dengan kontrak bagi hasil gross split yang ditandatangani pada Senin (10/6/2019).
Dalam perencanaannya, Kufpec menargetkan lapangan tersebut dapat onstream pada awal 2028, dengan perkiraan produksi gas mencapai sekitar 55 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dan kondesat 2.000 barel per hari (bph).
Adapun, total cadangan migas yang siap diproduksikan berdasarkan POD-1 untuk gas sebesar 185 miliar kaki kubik (BCF) dan kondensat sebesar 7 juta barel. Sementara itu, investasi pengembangan diproyeksikan mencapai sekitar US$1,54 miliar atau sekitar Rp24,8 triliun.
Djoko menjelaskan bahwa dalam kontrak yang disepakati, Kufpec sebagai kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) menyiapkan komitmen pasti untuk 3 tahun pertama senilai US$35,2 juta. Komitmen tersebut digunakan untuk melakukan studi geologi dan geofisika (G&G), studi 3D seluar 600 kilometer (km) persegi, dan investasi satu sumur eksplorasi. Sementara itu, bonus tanda tangan yang telah disetorkan kontraktor senilai US$2,5 juta.
Menurut Djoko, persetujuan PoD Blok Anambas menunjukkan dukungan dari pemerintah agar blok tersebut dapat segera diproduksikan untuk memperkuat neraca gas nasional dan mendukung program ketahanan energi.
“Kami akan mendorong Kufpec untuk dapat mempercepat proyek tersebut agar dapat onstream maksimal di kuartal IV/2027, lebih cepat dari target waktu yang telah ditetapkan,” tutur Djoko.
Sejalan dengan itu, imbuhnya, pemerintah telah memberikan insentif tambahan sekitar 15% sehingga membuat proyek tersebut mencapai nilai keekonomian. “Untuk gas, bagian pemerintah 15,5% dan bagian kontraktor 84,5%. Sementara untuk minyak, bagian pemerintah 20,5% dan 79,5% untuk kontraktor,” ujarnya.
CEO Kufpec Eisa Al Maraghi mengungkapkan bahwa dengan disetujuinya PoD-1 Blok Anambas, menunjukkan komitmen berkelanjutan perusahaan terhadap investasi jangka panjang di sektor hulu migas Indonesia.
“Kami menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang erat dengan SKK Migas, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Pemerintah Indonesia dalam mendorong kemajuan proyek penting ini,” kata Eisa.
Adapun, pengembangan Blok Anambas mencakup pengeboran sumur produksi dari platform kepala sumur serta pemasangan pipa bawah laut untuk menyalurkan gas Anambas ke fasilitas yang sudah ada pada Sistem Transportasi Natuna Barat (West Natuna Transportation System).
Eisa menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen untuk terus memperbesar investasinya di Indonesia, terutama di sektor migas. Selama 40 tahun terakhir, imbuhnya, Kufpec telah menggelontorkan hampir US$3 miliar untuk sektor migas di berbagai negara, termasuk Indonesia.
“Indonesia adalah pasar strategis bagi Kufpec. Kami berharap dapat memperluas hubungan yang sudah sangat baik ini dengan otoritas Indonesia, termasuk SKK Migas, demi membentuk kemitraan jangka panjang yang strategis,” ujar Eisa.
Khusus untuk Blok Anambas, setelah mulai berproduksi, lapangan ini diharapkan dapat menyalurkan gas ke pasar domestik dan regional, sehingga mendukung ketahanan energi Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Adapun, Kufpec adalah perusahaan internasional yang bergerak dalam bidang eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak mentah dan gas alam di luar wilayah Negara Kuwait, dan merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Kuwait Petroleum Corporation.