Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Kinerja Perdagangan, Indonesia Ingin Ambil Pasar Ekspor Rusia

Kemendag menjajaki peluang perluasan ekspor ke Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk menjaga kinerja neraca perdagangan tetap surplus di tengah beban inflasi dan tingginya ongkos perdagangan internasional.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan kinerja neraca perdagangan bakal tetap menguat di tengah sentimen geopolitik global hingga paruh pertama tahun ini.

Kemendag tengah menjajaki peluang perluasan ekspor ke Amerika Serikat dan Uni Eropa setelah terbitnya larangan impor sebagian besar komoditas asal Rusia.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kemendag Kasan mengatakan langkah itu dilakukan untuk menjaga kinerja neraca perdagangan tetap surplus di tengah beban inflasi dan ongkos perdagangan internasional yang relatif tinggi.

“Pangsa pasar Rusia di negara-negara tersebut merupakan peluang bagi produk ekspor Indonesia untuk diversifikasi pasar ekspor. Kemendag saat ini tengah menjajaki peluang pasar yang sebelumnya diisi produk Rusia,” kata Kasan melalui pesan WhatsApp, Kamis (14/4/2022).

Dampak krisis Rusia-Ukraina, kata Kasan, turut mengungkit capaian nilai ekspor produk unggulan Indonesia seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), batubara, nikel hinga besi dan baja. Selain faktor harga, secara agregat ekspor sektor nonmigas juga diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan pemulihan permintaan global.

“Ekspor sektor nonmigas diperkirakan menguat baik secara bulanan dan juga tahunan. Penguatan ini diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga triwulan berikutnya,” kata dia.

Sejalan dengan kinerja ekspor, aktivitas impor pada Maret 2022 juga diprediksi mengalami penguatan. Upaya pemulihan ekonomi nasional bakal meningkatkan aktivitas impor terutama untuk bahan baku dan barang modal.

Seperti diberitakan sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia diproyeksi masih akan mencatatkan surplus yang tinggi pada Maret 2022. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan mencatat surplus sebesar US$2,89 miliar pada Maret 2022.

“Kenaikan harga komoditas global di tengah perang Rusia-Ukraina tetap menjadi pendorong utama terjadinya surplus yang besar karena mendorong kinerja ekspor Indonesia,” katanya, Rabu (13/4/2022).

Faisal memperkirakan, kinerja ekspor pada Maret 2022 akan tetap solid dengan pertumbuhan sebesar 26,33 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Secara bulanan, kinerja ekspor Indonesia diproyeksi tumbuh sebesar 13,31 persen (month-to-month/mtm). Kinerja ekspor kata dia sebagian besar didorong oleh lonjakan harga batu bara dan CPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper