Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja pembayaran Indonesia (NPI) akan tetap baik yang didukung oleh defisit transaksi berjalan yang tetap rendah, terutama pada kuartal I/2022.
“Defisit transaksi berjalan kuartal I/2022 diperkirakan tetap rendah, didorong oleh surplus neraca barang yang berlanjut,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo belum lama ini.
Sebagaimana diketahui, neraca perdagangan pada Februari 2022 mencatat surplus sebesar US$3,8 miliar. Surplus pada periode tersebut menandakan terjadinya surplus neraca perdagangan selama 22 bulan beruntun.
Perry menyampaikan surplus neraca perdagangan pada Februari 2022 didukung oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas, terutama sejalan dengan meningkatnya harga komoditas global, seperti batu bara, besi dan baja, serta CPO, di tengah meningkatnya defisit neraca perdagangan migas.
Di sisi lan, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik, kata Perry, tertahan seiring peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.
Hal ini tecermin dari investasi portofolio yang mencatat net outflows sebesar US$0,4 miliar pada periode Januari hingga 15 Maret 2022.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2022 pun tercatat sebesar US$141,4 miliar, setara dengan pembiayaan 7,5 bulan impor atau 7,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Perry memperkirakan kinerja NPI pada 2022 tetap terjaga dengan defisit transaksi berjalan yang diperkirakan tetap rendah, pada kisaran 1,1 persen hingga 1,9 persen dari PDB.
“Selain itu, neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan tetap surplus, terutama dalam bentuk penanaman modal asing, sejalan dengan iklim investasi dalam negeri yang tetap terjaga,” kata dia.