Bisnis.com, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia tercatat membukukan surplus selama 22 bulan beruntun hingga Februari 2022.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa kinerja ekspor yang sangat positif mendorong neraca transaksi berjalan Indonesia tetap kuat di tengah proses pemulihan ekonomi.
Di samping itu, dia menyampaikan neraca pembayaran Indonesia juga saat ini dalam kondisi yang kuat sehingga dapat menjadi bantalan di tengah ketidakpastian global.
“Surplus perdagangan Indonesia dan cadangan devisa yang relatif tinggi memberikan bantalan yang kuat bagi kita untuk menghadapi volatilitas saat ini,” katanya dalam acara Indonesia Conference 2022 dengan tema ‘Fitch on Indonesia - Exit Strategy after the Pandemic’, Rabu (16/3/2022).
Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan kinerja impor Indonesia juga mulai pulih, terutama impor bahan baku dan barang modal, sehingga mendukung pemulihan sektor manufaktur.
Dia menambahkan, perekonomian Indonesia saat ini sudah kembali ke level sebelum pandemi Covid-19, tercermin dari pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2022 yang mencapai 5,02 persen secara tahunan.
Baca Juga
Dari sisi inflasi, dia mengatakan kenaikan harga, terutama komoditas pangan, telah mendorong kenaikan inflasi pada level 2,1 persen.
Namun demikian, dia memandang tingkat inflasi tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan banyak negara. Ke depan, pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan terus menguat.