Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Produksi Minyak Goreng Curah Melambat Tahun Ini

Dewan Minyak Sawit Indonesia mencatat produksi minyak goreng curah melambat pada tahun ini dengan pertumbuhan hanya 3,8 persen.
Minya goreng curah./Antara
Minya goreng curah./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) melaporkan pertumbuhan produksi minyak goreng curah dalam negeri relatif bergerak stagnan jika dibandingkan dengan produk olahan minyak sawit lainnya seperti margarin, mentega putih, minyak goreng kemasan hingga minyak goreng untuk keperluan industri.

Berdasarkan data yang diolah DMSI per April 2022, proyeksi pertumbuhan produksi barang turunan minyak sawit pada tahun ini berada di posisi 3,8 persen atau turun cukup lebar dari catatan pertumbuhan dari tahun lalu di angka 6,5 persen.

“Untuk produk kemasan itu terus meningkat tetapi kalau dibandingkan dengan 2021 pertumbuhan untuk minyak goreng curah itu menurun sebetulnya dari 6,5 persen menjadi 3,8 persen,” kata Wakil Ketua III DMSI Delima Hasri dalam Webinar Dampak Konflik Geopolitik terhadap Komoditi CPO, Rabu (13/4/2022).

DMSI melaporkan produksi minyak goreng curah tahun ini sebesar 2,29 juta ton atau tumbuh tipis dari kapasitas tahun lalu sebesar 2,27 juta ton. Sementara itu, produksi margarin pada tahun ini sebesar 882.000 ton, mentega sebanyak 850.000 ton, minyak goreng kemasan mencapai 1,27 juta ton dan minyak goreng untuk industri mencapai 1,91 juta ton.

Adapun, total produksi olahan minyak sawit pada tahun ini sebesar 7,21 juta ton. Torehan total produksi itu naik tipis dari kapasitas keseluruhan industri hilir tahun lalu yang mencapai 6,94 juta ton.

“Tetapi kalau membahas soal kelangkaan minyak goreng itu ada tiga hal pertama regulasi. Perubahan regulasi dalam waktu singkat sehingga pasar minyak goreng menjadi tidak beraturan yang menimbulkan spekulan-spekulan baru,” kata Delima.

Adapun, ketimpangan harga eceran tertinggi atau HET minyak goreng curah dengan fluktuasi harga pasar belakangan menimbulkan penyelewengan pada rantai pasok komoditas strategis itu.

“Besarnya disparitas harga antara HET dan harga pasar banyak minyak goreng yang hilang dari jalur pasar yang selama ini dipakai sebagai sarana berubah ke pasar spekulan,” tuturnya.

Berdasarkan data milik otoritas perdagangan per 11 April 2022, harga minyak goreng curah berada di angka Rp18.200 per liter atau naik 13,75 persen dibandingkan dengan bulan lalu di tingkat pengecer secara nasional. Peningkatan harga itu juga masih berlanjut pada minyak goreng kemasan premium yang bertengger di posisi Rp26/300 per liter atau naik 41,40 persen secara bulanan.

Sementara, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dumai berada di angka Rp13.801 per liter atau turun 5,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Di sisi lain, CPO Rotterdam naik 10,31 persen secara bulanan di angka US$1.445 per ton.

Adapun stok indikatif untuk komoditas minyak goreng secara keseluruhan mencapai 628,58 ribu ton secara nasional dengan ketahanan sekitar 1,49 bulan. Otoritas perdagangan mencatat kebutuhan minyak goreng mencapai 422 ribu ton per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper