Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat hunian hotel di Bali diproyeksikan akan terus membaik selama 2022 dengan adanya peningkatan aktivitas MICE termasuk konferensi G20.
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan diizinkannya pelancong internasional datang ke Indonesia tanpa harus dikarantina dan hanya diperlukan tes PCR akan membuat wisatawan asing ramai mengunjungi Pulau Dewata.
"Penerbangan internasional kembali dibuka. Kegiatan seperti pentas musik, sudah boleh diselenggarakan kembali. Peraturan karantina untuk pelaku perjalanan luar negeri sudah mulai dihapuskan ini sangat menarik bagi wisatawan asing," ujarnya dalam media briefing, Rabu (6/4/2022).
Menurutnya, peraturan perjalanan sudah mulai dilonggarkan dan mulai banyak orang melakukan perjalanan sehingga tingkat keterisian meningkat. "Wisatawan Domestik masih mendominasi pariwisata di Bali selama kuartal 1 tahun 2022," katanya.
Pada bulan Januari 2022, okupansi hotel di Bali naik sebesar 15,2%, sedangkan pada bulan Februari meningkat sebesar 8,2%. Okupansi hotel di Bali pada Desember 2021 hanya menyentuh 40,4%, namun meningkat 15,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Peningkatan tersebut memang belum bisa mengejar masa sebelum Covid, namun setidaknya memberikan sinyal yang baik," ucapnya.
Baca Juga
Ke depan, industri pariwisata di Bali harus memiliki prospek yang lebih baik. Ferry menilai, regulasi penerbangan sudah cukup mendukung wisatawan, memungkinkan adanya acara seperti pertunjukan musik yang tentunya akan menarik wisatawan asing untuk berwisata ke Bali.
Selain itu, KTT Pemimpin G20 yang akan datang direncanakan di Bali tahun ini dan harus berkontribusi pada industri pariwisata.
"Diharapkan kondisi akan terus membaik sehingga dapat mengangkat okupansi dan Average Daily Rate [ADR] di akhir 2022," tuturnya.