Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkatkan Produktivitas Susu, Gapmmi: Perlu Sinergi Kementerian

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) menyatakan sinergi antara kementerian dan lembaga terkait menjadi kunci meningkatkan produktivitas bahan baku
Pengembangan industri pengolahan susu oleh PT Frisian Flag Indonesia./dok. Frisian Flag
Pengembangan industri pengolahan susu oleh PT Frisian Flag Indonesia./dok. Frisian Flag

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan kebutuhan bahan baku susu tidak sebanding dengan peningkatan pasokan dari dalam negeri.

Dari catatan Kementerian Perindustrian, pasokan susu segar dalam negeri dalam lima tahun terakhir hanya tumbuh 0,9 persen per tahun. Sedangkan kebutuhan industri tumbuh rata-rata 6 persen per tahun.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) menyatakan sinergi antara kementerian dan lembaga terkait menjadi kunci meningkatkan produktivitas bahan baku, selain tantangan terbatasnya pakan yang memadai.

Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman mengatakan seiring dengan pertumbuhan investasi di industri pengolahan susu, upaya meningkatkan pasokan bahan baku di hulu perlu segera digenjot.

"Tidak hanya dari [Kementerian] Perindustrian tetapi seluruh kementerian dan lembaga, bahkan saya usulkan dari Kementerian Koperasi juga mendukung ini sehingga semua kementerian akan berkolaborasi untuk meningkatkan pasokan," kata Adhi di Jakarta, Selasa (5/4/2022).

Gapmmi mencatat industri pengolahan susu menjadi kontributor terbesar pertumbuhan investasi asing di industri makanan pada tahun lalu yang melonjak 46,79 persen menjadi US$2,33 miliar.

Investasi tahun ini diperkirakan juga tetap prospektif di tengah peningkatan permintaan masa pandemi akan produk susu. Adhi memandang importasi bahan baku susu yang mencapai 79 persen merupakan angka yang besar jika dikaitkan dengan ketahanan industri dari gejolak rantai pasok dan geopolitik dunia.

Meski sebagian besar impor susu Indonesia didatangkan dari Australia dan Selandia baru, sebagiannya juga berasal dari Eropa yang kini tengah dilanda krisis energi.

"Kalau tidak diiringi lagi dengan kerja sama di hulu, tentunya ini akan semakin berat untuk menekan bahan baku impor dan industri pun akan tergantung terus dari impor, dan geopolitik sudah semakin rawan," jelasnya.

Adhi mendorong upaya digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas peternak sapi perah. Dampaknya, selain soal kesejahteraan, juga memicu munculnya peternak-peternak baru untuk mengamankan sumber bahan baku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper