Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO) menilai situasi lockdown di China akibat meningkatnya infeksi virus Covid-19 tidak mempengaruhi permintaan batu bara dari Negeri Panda tersebut secara signifikan.
“Pengaruh lockdown di China tidak akan berpengaruh signifikan [pada ekspor batu bara Indonesia], karena konsumsi energi akan tetap tinggi,” Ketua Umum ASPEBINDO Anggawira kepada Bisnis, Senin (4/4/2022).
China merupakan negara tujuan ekspor batu bara terbesar Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, volume ekspor batu bara Indonesia ke China pada 2021 mencapai 181 juta ton.
Harga batu bara pada perdagangan akhir pekan lalu tercatat naik. Harga batu bara ditutup menguat 0,26 persen di level US$252,00/ton.
Meski demikian, dalam sepekan harga batu bara turun 4,6 persen point to point. Dalam sebulan, harga batu bara masih naik tipis sebesar 0,2 persen dan naik 174,2 persen selama setahun.
Fluktuasi harga batu bara dipengaruhi oleh penurunan harga minyak dunia yang dipicu oleh lockdown di China akibat merebaknya pandemi Covid-19, yang mengakibatkan penutupan pusat bisnis dan keuangan China, Shanghai.
China merupakan negara tujuan ekspor batu bara terbesar Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, volume ekspor batu bara Indonesia ke China pada 2021 mencapai 181 juta ton.
Sebagai catatan, melansir data Minerba One Data Indonesia (MODI) yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batu bara Indonesia hingga Senin (4/4/2022) mencapai 137,5 juta ton atau mencapai 20,67 persen dari target produksi yang mencapai 663 juta ton. Sementara itu, penjualan batu bara mencapai 70 juta ton.