Bisnis.com, JAKARTA – Nasib Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat yang memiliki investasi Rp37 triliun dikhawatirkan bakal sama dengan Bandara Kertajati yang realisasi kinerjanya tidak sesuai dengan ekspektasi pada awal pembangunan.
Pemerintah tidak tinggal diam dan menanggapi kekhawatiran tersebut. Terlebih, progres pembangunan masih berjalan sesuai dengan rencana serta aktivitas ekspor telah dilakukan.
Ketua KSOP Kelas II Pelabuhan Patimban Heri Purwanto menjelaskan terkait dengan pengangkutan kendaraan yang sudah beroperasi secara rutin dalam aktivitas domestik (Belawan dan Batam). Tak hanya itu, dia menyebut ekspor untuk negara-negara Asean juga telah dilakukan dari Pelabuhan Patimban.
Saat ini, paparnya, jumlah kunjungan kapal dalam negeri dan yang melayani ekspor per bulannya adalah sekitar 12-15 kapal. Sementara untuk terminal kontainer, sesuai dengan target operasi akan terealisasikan pada 2024.
“Upaya pemerintah memastikan pengoperasian terminal kontainer sesuai dengan jadwal oleh operator terminal yaitu PT PPI, dan menggandeng pihak swasta lainnya untuk membangun dan mengembangkan back up area seluas 350 Ha untuk kegiatan penunjang area terminal Pelabuhan Patimban,” jelasnya, Jumat (1/4/2022).
Sejauh ini, kata dia, sudah ada beberapa investor yang berkunjung dan berminat untuk membangun backup area tersebut. Namun, lanjutnya, persoalan investasi ini masih menunggu konsep yang pemerintah tawarkan kepada investor.
Baca Juga
“Apakah nantinya mau sewa infrastruktur atau kerja sama pemanfaatan,” ujarnya.
Adapun, Anggota DPR Komisi V Sudewo Anggota Komisi V DPR RI Sudewo menyoroti proses perkembangan pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat.
Pelabuhan Patimban merupakan pelabuhan besar yang terletak di Subang, Jawa Barat. Pelabuhan ini dibangun menggunakan anggaran negara yang tidak sedikit. Meskipun, anggaran ini berasal dari pinjaman luar negeri dan berkolaborasi dengan swasta murni. Investasinya mencapai Rp37 triliun, nilai yang tidak sedikit untuk investasi sebuah pelabuhan.
Sudewo ingin Kementerian Perhubungan melakukan kajian mengenai perkembangan pelabuhan Patimban saat ini dan prospek 5-10 tahun ke depan, agar Pelabuhan Patimban tidak bernasib seperti Bandara Kertajati.
"Ini kajian kami jangan sampai Pelabuhan Patimban jadi memiliki nasib yang sama kayak Bandara Kertajati. Perlu ada satu kajian yang cermat jangan sampai hal yang semacam ini itu menjadi terulang kembali dan ini betul-betul menjadi pembelajaran ke depan,” tekannya.
Politisi Partai Gerindra ini juga ingin Ditjen Hubla menjelaskan kolaborasi dan koordinasi Pelabuhan Patimban dengan sektor yang lain seperti mengenai infrastruktur jalan dengan Bina Marga dan Kementerian PUPR. Karena Patimban akan eksis dan bisa berjalan dengan dukungan infrastruktur atau akses yang memadai.
Plt. Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Mugen Sartoto juga menjelaskan bahwa saat ini terminal kendaraan di pelabuhan Patimban sudah beroperasi dengan baik. Malah menurut Mugen, terminal kendaraan Pelabuhan Patimban saat ini sudah harus dikembangkan lagi kapasitasnya.
"Patimban car terminal ini sudah berjalan dengan baik. Saya sampaikan juga bahkan occupancy ratio-nya sudah harus dikembangkan lagi, karena saat ini sudah 75 persen dari kapasitas yang ada," papar Mugen.
Pengerjaan fisik untuk penyempurnaan fasilitas pelabuhan pun terus berjalan. Untuk pengembangan fisik di tahap 1 menurutnya sudah hampir 100 persen. Mulai dari pembangunan terminal kendaraan, pengerukan untuk breakwater and seawall, hingga jalan akses pelabuhan juga sudah mencapai 100 persen.
Hanya saja, pembangunan jembatan penghubung saja yang belum 100 persen.
"Paket 3 yaitu jembatan penghubung sudah 95,5 persen, tanggal 23 Mei targetnya selesai 100 persen," tekan Mugen.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memperkirakan kinerja ekspor kendaraan melalui Pelabuhan Patimban bisa naik menjadi 180.000 unit dari sebelumnya hanya 160.000 unit.
Di sisi lain, Jokowi juga meminta penambahan negara ekspor kendaraan dari Pelabuhan Patimban.
"Ekspor ke negara Filipina, Brunei Darrusalam, Jepang, dan Vietnam ini sebagai awal. Nanti akan dikembangkan ke negara-negara lain, sehingga satu bulan ditargetkan bisa 15.000 kendaraan yang diekspor dari Pelabuhan Patimban," ujar Presiden, Selasa (8/3/2022).
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa keberadaan Pelabuhan Patimban akan berkolaborasi dengan Pelabuhan Priok menjadi hub baru yang besar.
Budi menargetkan Pelabuhan Patimban akan memiliki kapasitas yang sama dengan Priok pada 2027. Kapasitasnya diprakirakan mencapai sekitar 7,5 Juta TEUs peti kemas atau kontainer dan 600.000 kendaraan per tahun.
Kemenhub terus melakukan upaya-upaya meningkatkan daya saing bangsa melalui pembangunan infrastruktur transportasi. Selain membangun Pelabuhan Patimban, pemerintah membangun Balai Uji Kendaraan Bermotor atau Proving Ground di Bekasi sehingga kendaraan-kendaraan yang dibuat di Indonesia yang akan diekspor ke luar negeri bisa langsung dilakukan pengujian di dalam negeri.