Bisnis.com, JAKARTA - Aksi jual obligasi pemerintah AS semakin deras setelah data tenaga kerja bulanan menunjukkan kenaikan upah semakin cepat di tengah pasar tenaga kerja yang ketat, sehingga mendorong pelaku pasar meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve.
Imbal hasil obligasi Treasury AS naik melintasi kurva, dengan kenaikan terbesar terlihat pada obligasi dengan tenor jangka pendek yang sangat sensitif terhadap pergerakan the Fed.
Imbal hasil obligasi tenor lima tahun naik 11 basis poin menjadi 2,57 persen, sedangkan tenor tiga tahun menyentuh level 2,64 persen.
Pergerakan tersebut juga mendorong imbal hasil Treasury 2 tahun melampaui Treasury tenor 10 tahun, yang menandakan bahwa pelaku pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melambat karena bank sentral memperketat kebijakan moneter untuk mengekang inflasi tercepat dalam empat decade terakhir.
Proyeksi kenaikan suku bunga the Fed yang tercermin dari kontrak swap mencapai 46 basis poin pada pertemuan the Fed berikutnya pada bulan Mei, naik dari sekitar 44 pada hari Kamis.
Hal ini menunjukkan ekspektasi luas bahwa pembuat kebijakan akan menaikkan suku bunga setengah poin persentase pada pertemuan tersebut, yang akan menjadi kenaikan tertajam sejak tahun 2000.
Baca Juga
“Laporan tenaga kerja (non-farm payroll) dapat mendorong The Fed menaikkan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan Mei mendatang,” kata Tom di Galoma, direktur pelaksana perdagangan dan strategi pemerintah Seaport Global, seperti dilansir Bloomberg, Jumat (1/4/2022).
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat non-farm payroll (NFP) meningkat 431.000 bulan lalu setelah direvisi naik 750.000 pada Februari. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,6 persen, mendekati level terendah sebelum pandemi, dan tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat.
Laporan lain menunjukkan penghasilan per jam rata-rata naik 0,4 persen dari Februari dan 5,6 persen secara year-on-year, terbesar sejak Mei 2020.
Pejabat the Fed, termasuk Jerome Powell, telah mengatakan dalam beberapa pekan terakhir bahwa mereka akan mendukung kebijakan moneter yang lebih agresif untuk mengekang inflasi yang tinggi, termasuk kemungkinan kenaikan 50 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya.
Pejabat bank sentral telah berulang kali menunjuk pasar tenaga kerja yang kuat sebagai salah satu alasan bahwa ekonomi AS dapat bertahan dengan serangkaian kenaikan suku bunga yang diperkirakan akan berlanjut hingga tahun depan.