Bisnis.com, JAKARTA — Importir berkomitmen untuk menyediakan stok kedelai impor yang cukup untuk kebutuhan pengrajin tahu dan tempe seiring dengan momentum pelandaian pandemi tahun ini.
Direktur Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Hidayat mengatakan komitmen itu disampaikan seiring dengan tren kenaikan harga bahan baku tahu dan tempe itu di pasar dunia akibat krisis energi dan sentimen geopolitik di kawasan Eropa Timur yang masih berjalan.
“Importir punya komitmen untuk selalu menyediakan stok sesuai kebutuhan pengrajin tahu tempe,” kata Hidayat melalui pesan WhatsApp, Rabu (30/3/2022).
Berdasarkan catatan otoritas perdagangan, harga kedelai di pasar dunia sudah menembus di angka Rp8.875 per kilogram pada 25 Maret 2022 atau naik 95,6 persen dari posisi Rp4.526 per kilogram secara tahunan atau year-on-year (yoy). Sementara porsi impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan nasional mencapai 90 persen.
Konsekuensinya, harga paritas impor kedelai telah mencapai Rp11.649 per kilogram dan harga yang diterima pengrajin dari Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) rata-rata sebesar Rp12.284 per kilogram.
“Sementara ini belum ada keluhan dari importir untuk impor kedelai,” tuturnya.
Berdasarkan data Akindo per 22 Maret 2022, stok kedelai dalam negeri sebesar 280.000 ton dengan ketahanan mencapai 1,4 bulan. Perinciannya, stok tersedia di gudang impor sebanyak 130.000 ton dan yang bakal masuk ke Indonesia sebesar 150.000 ton.