Bisnis.com, JAKARTA — Sektor pariwisata di Pulau Bali sempat terpuruk gara-gara pandemi Covid-19. Kini, seiring dengan melandainya kasus positif Covid-19 di Indonesia, Pulau Dewata kembali bangkit yang ditandai dengan kembalinya turis domestik dan internasional untuk berlibur ke Bali.
Meski sektor pariwisata di Bali sempat menurun drastis karena pandemi, hal itu berkebalikan dengan sektor properti. Selama pandemi , sektor properti di Bali masih bertumbuh sekitar 20—30 persen.
Bahkan, General Manager Marketing Ciputra Group Andreas Raditya, memprediksi pelonggaran kebijakan perjalanan ke Bali bisa meningkatkan pasar properti Bali di atas 30 persen tahun ini.
Menurutnya, pertumbuhan investasi properti di Bali tidak terpengaruh dengan kondisi pandemi, bahkan pada 2021 banyak orang cenderung berinvestasi ke Bali.
Kondisi ini, kata Raditya, khususnya terjadi di proyek Ciputra Group yakni Ciputra Beach Resort di Tabanan, yang penjualannya meningkat lebih kurang 30 persen.
“Pencapaian ini tentunya sangat bagus pada masa pandemi ini, sementara banyak proyek properti di daerah lain malah menurun. Bali memang berbeda dengan provinsi lain di Indonesia sebab Bali merupakan salah satu destinasi wisata terbaik dunia,” kata Raditya melalui siaran pers, Selasa (29/3/2022).
Baca Juga
Pembeli rumah dan kaveling di Ciputra Beach Resort, kata Radit, masih didominasi investor dari Jakarta dan Surabaya, sekitar 75 persen, sisanya pembeli lokal dan dari provinsi lain.
Raditya menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 telah mengubah budaya kerja masyarakat yang sebagian besar bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Sejalan dengan itu, para eksekutif muda dan kalangan pengusaha terinspirasi untuk mengendalikan pekerjaan mereka dari Bali.
“Berdasarkan pemantauan kami, permintaan orang tinggal di Bali itu meningkat, terutama 30 tahun atas yang cenderung berpikir berinvestasi di Bali,” katanya.
Tahun lalu, ujarnya, boleh dikatakan penjualan rumah dan kaveling di Ciputra Beach Resort di Bali meningkat sekitar 30 persen dibandingkan dengan 2020.
Saat ini, Bali menjadi destinasi utama pilihan orang bekerja secara remote. Artinya gaya kerja yang memungkinkan profesional untuk bekerja di luar lingkungan kantor. Tren kerja saat ini membawa milenial untuk memilih kantor dengan fleksibilitas yang memungkinkan mereka dapat bekerja secara remote.
Selain itu, tren minat turis domestik ke Bali itu meningkat tajam sehingga meski kunjungan turis asing berkurang, Bali masih menarik untuk pasar domestik. “Itulah mengapa Bali itu menarik.”
Selain tren bekerja secara remote, pengembangan infrastruktur, khususnya jalan tol, kata Raditya, juga membuat properti di Bali semakin menarik. Misalnya, Ciputra Beach Resort yang diuntungkan dengan pengembangan jalan tol Gilimanuk—Mengwi yang rencananya mulai dibangun Juni 2022 dan ditargetkan dapat selesai pada 2024.
“Lokasi Tabanan itu berada di antara Gilimanuk, Kuta, dan Mengwi. Jadi penjualan proyek ini meningkat dimana pembelian sebagian besar dari Jakarta dan Surabaya dapat dengan mudah mengakses Ciputra Bali Beach Resort,” ujarnya.
Saat ini klaster terbaru Resvara yang menawarkan rumah dan kaveling dengan harga mulai dari Rp2 miliaran diminati investor. Apalagi pada awal Maret ini rumah contohnya yakni Tipe Askana dan Tipe Svana sudah tersedia di lokasi proyek Ciputra Beach Resort.
Klaster Resvara dikembangkan di lahan 7,2 hektare yang berada di timur kawasan Ciputra Beach Resorts dan terdiri atas 190 unit dengan dua tipe, Askana (7 x 15) dan Svana (10 x 20) baik itu kaveling maupun rumah.
Ciputra Beach Resort dikembangkan di lahan 80 hektare dengan garis pantai mencapai 1,7 kilometer sehingga memiliki pemandangan yang menawan dan juga dikelilingi oleh pemandangan khas Bali, sawah berpetak-petak.