Bisnis.com,JAKARTA- Hubungan perekonomian Indonesia dan Hong Kong meningkat pesat di tengah pandemi Covid-19.
Duta Besar Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun mengatakan bahwa secara umum hubungan perekonomian Indonesia dan China, termasuk Hong Kong meningkat di tengah pandemi Covid-19.
“Hubungan perdagangan kita dengan China menurut data dari Bea Cukai China, tahun lalu mencapai US$124 miliar, naik 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kita berharap akan berkembang terus,” ujarnya dalam seminar yang digelar oleh Hong Kong Trade and Development Council yang bekerja sama dengan Asosiasi Bisnis Indonesia Hong Kong, Jumat (25/3/2022).
Dia menambhakan ekspor ke China naik di atas 70 persen sedangkan investasi dari China sebesar US$3,8 miliar. Kalau ditambah dengan hong kong sudah terbesar kedua. Secara spesifik hubungan ekonomi antara Indonesia dan Hong Kong pun menurutnya menggembirakan.
Volume perdagangan dengan Hong Kong pada 2021, lanjutnya, mencapai lebih dari US$5 miliar atau meningkat meningkat 25% dari tahun sebelumnya.
Ekspor dari Indonesia ke Hong Kong mencapai US$2,155 miliar meningkat 25% dan iImpor dari Hong Kong sebesar US$ 1,79 miliar sehingga terjadi surplus perdagangan dengan Hong Kong dan China secara keseluruhan.
Baca Juga
Adapun realisasi investasi di Indonesia yang berasal dari Hong Kong pada tahun ini saja sudah mencapai US$3,5 miliar. Tahun 2020, realisasinya mencapai US$2,985 miliar dan pada 2021 realisasi investasi dari Hong Kong mencapai US$4,6 miliar.
“Realisasi investasi dari Hong Kong lebih besar dari China. Kita tahu investasi dari China memang masuk melalui beberapa tempat salah satunya Hong Kong. Jadi total realisasi investasi China dan Hong Kong di Indonesia sudah di atas US$8 miliar,” tambahnya.
Ke depan, tuturnya, Indonesia akan berkonsentrasi merealisasikan investasi sesuai prioritas pembangunan yaitu di bidang industri kesehatan. Di bidang ini, katanya, sangat banyak yang bisa dilakukan baik melalui China maupun Hong Kong yang sudah dimulai dengan Sinovac sejak Mei 2021 dan akan mengarah ke bioteknologi, rumah sakit dan lain sebagainya.
“Prioritas kedua kita akan konsentrasi di ekonomi hijau, energi baru dan terbarukan. Itu yang sedang kita kembangkan dan ketiga yaitu di bidang digital ekonomi,” ujarnya.
Aspek ketiga inilah yang menurutnya menarik investasi dari China maupun Hong Kong karena mereka ingin berkolaborasi dengan pelaku ekonomi digital di Tanah Air. Indonesia dinilai mengandung potensi besar di bidang ini karena pada 2021 transaksi e-commerce Indonesia sudah di atas US$50 miliar dan pada 2025 diprediksi mencapai US$100 miliarr.
“Hal ini yang bisa akselerasi pembangunan ekonom,kita. Kontribusi ekonomi digital ke GDP baru 3 peren di sini. Kalau di China sudah 32 persen. Saya yakin di Hong Kong juga tidak jauh berbeda,” pungkasnya.