Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Yustinus Gunawan menilai kebijakan satu harga gas industri dapat menjadi game changer di industri manufaktur di tengah pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung.
Pelaku industri menantikan kebijakan gas bumi satu harga untuk seluruh sektor terutama untuk menaikkan daya saing produk domestik dan memacu investasi.
"Industri manufaktur sangat mengharapkan pemerintah dapat menetapkan kebijakan satu harga gas bumi. Ini akan menjadi game changer untuk dunia usaha," kata Yustinus saat dihubungi, Kamis (24/3/2022).
Dia menuturkan, dalam rapat koordinasi dengan Dewan Energi Nasional (DEN) 23 Maret 2022, Kementerian Perindustrian mengusulkan total 15 sektor industri penerima baru, bertambah dari usulan sebelumnya 13 sektor. Meski demikian, yang kemungkinan sudah disetujui baru 10 sektor industri.
Tidak meratanya penerapan harga tertentu di antara sektor industri eksisting berpangkal pada pemasok yang belum menandatangani perjanjian kerja sama.
"Padahal industri pengguna butuh lebih banyak sehingga membeli kekurangan dari pasar yang harganya tinggi," imbuhnya.
Sekjen Asosiasi Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono menambahkan masalah pasokan kini merembet ke pabrikan di Jawa bagian barat. Pasokan dari PGN diturunkan menjadi di bawah 60 persen dari alokasi harga gas bumi tertentu.
"Dari PGN menurunkan kuota harga tertentu itu menjadi di bawah 60 persen. Harga yang lebihnya dikenakan harga normal," kata Fajar.
Padahal pada tahun ini, sejumlah pabrikan petrokimia telah mengajukan tambahan alokasi HGBT seiring rencana ekspansi dan investasi baru. Jika pasokan dari hulu tersedia sesuai alokasi, Fajar meyakini serapan HGBT di industri petrokimia pada tahun ini bisa tembus 100 persen.