Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Tiket Perjalanan ke Luar Negeri Semakin Meningkat, Ini Penyebabnya!

Astindo mengungkapkan penyebab penjualan tiket perjalanan ke luar negeri semakin meningkat.
Sejumlah calon penumpang antre saat pengecekan tiket di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (21/9/2020). Kementerian Perhubungan akan segera merealisasikan pemberian stimulus bagi industri penerbangan dengan membebaskan biaya layanan penumpang di bandara atau passenger service charge (PSC) guna menyokong keberlangsungan maskapai di masa pandemi COVID-19./ANTARA FOTO-Fauzan
Sejumlah calon penumpang antre saat pengecekan tiket di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (21/9/2020). Kementerian Perhubungan akan segera merealisasikan pemberian stimulus bagi industri penerbangan dengan membebaskan biaya layanan penumpang di bandara atau passenger service charge (PSC) guna menyokong keberlangsungan maskapai di masa pandemi COVID-19./ANTARA FOTO-Fauzan

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Astindo Pauline Suharno mengatakan bahwa saat ini penjualan tiket untuk kunjungan ke luar negeri meningkat secara tahunan. Hal ini didukung dengan kebijakan beberapa negara yang juga mulai bebas dari protokol kesehatan.

Astindo akhirnya dapat bernapas lega dengan berbagai kelonggaran kebijakan baik di dalam negeri maupun luar negeri, seperti Inggris.

“Kalau dibandingkan secara tahunan atau year-on-year, pada Januari dan Februari 2022 itu meningkat rata-rata 190 persen,” kata Pauline dalam acara Ayo Ke UK! yang digelar oleh Kedutaan Inggris untuk Indonesia dan Astindo, Kamis (24/3/2022).

Dia menuturkan angka tersebut memang naik secara y-o-y, namun turun jika dibandingkan dengan Desember 2021. Pasalnya, adanya gelombang Covid-19 varian Omicron membuat beberapa negara menerapkan pengetatan pergerakan sosial .

Pauline melanjutkan, jika tidak ada gelombang ketiga tersebut, seharusnya jumlah kunjungan wisatawan asing ke Inggris tidak akan turun dibawah 200 persen.

“Kalau Januari kemarin tidak ada Omicron dan pengetatan perjalanan, turunnya tidak akan segitu, mungkin bisa jadi rata-ratanya 250 persen y-o-y,” ujar Pauline.

Indonesia dan banyak negara yang sedang menuju endemi memberlakukan pelonggaran dan memberikan dampak bagi para pelaku perjalanan. Salah satu negara yang membuka semua batasan Covid-19, yaitu Inggris. Pemerintah Inggris tersebut resmi memulai hidup berdampingan dengan Covid-19.

Mulai 18 Maret 2022, Pemerintah Inggris resmi mencabut semua pembatasan terkait Covid-19 mulai dari bebas karantina, tidak ada tes, serta bebas masker.  Pemerintah sudah berani menjalankan kebiasaan baru tersebut karena tingkat vaksinasi booster di Inggris telah mencapai 67 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper