Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun mengatakan arah investasi ekonomi terbesar kedua ini ke Indonesia akan diprioritaskan ke sektor mineral, energi terbarukan, dan ekonomi digital.
Dia mengungkapkan pmerintah Indonesia mendorong investasi dengan nilai tambah tinggi dari sumber daya mineral menjadi bahan jadi atau bahan setengah jadi.
Dengan kontribusi ekonomi digital terhadap perekonomian nasional China yang tembus 32 persen, perusahaan digital China diyakini akan banyak berekspansi ke Tanah Air.
"Kalau kita bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen, semoga pada 2023 kita sudah bisa masuk 10 besar [ekonomi dunia] dan 2025 kita sudah masuk 4 atau 5 besar. Ini bisa dicapai," ujarnya usai acara Lembaga Kerja Sama Ekonomi, Sosial, dan Budaya Indonesia - Tiongkok di Jakarta pada Selasa (22/3/2022).
Adapun industri farmasi, terutama bioteknologi juga menjadi andalan bagi Indonesia dalam mempromosikan investasi.
Perlu diketahui, salah satu investasi besar yang ditunggu-tunggu berasal dari sektor kendaraan listrik dengan kehadiran pemain manufaktur baterai terbesar di dunia, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL).
Realisasi investasi China pada 2021 tercatat mencapai US$3,9 miliar, turun dari US$4,8 miliar pada 2020. Djauhari menyebutkan, presidensi Indonesia pada ajang G20 pada tahun ini diyakini akan mendorong investasi China di dalam negeri.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani meyakini kontribusi wisatawan China di Indonesia juga akan mengalami pertumbuhan pesat seiring dengan kebijakan bebas karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri.
"[Kebijakan itu] akan positif dan mendorong kunjungan wisatawan mancanegara akan meningkat karena dari China termasuk yang terbesar," ungkap Hariyadi.
Namun, dia mewaspadai dampak lockdown yang tengah diterapkan di sejumlah kota di China setelah kenaikan kasus Covid-19 di negara itu.