Bisnis.com, JAKARTA — Emiten peritel modern PT Matahari Putra Prima Tbk. optimis nilai transaksi perdagangan eceran saat Ramadan dan Idulfitri 2022 bakal naik sekitar 20 hingga 30 persen jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu. Kendati demikian, emiten pengelola jejaring ritel Hypermart itu masih berhati-hati untuk melakukan ekspansi gerai pada tahun ini.
Direktur Corporate Secretary & Public Affairs MPPA Danny Kojongian menuturkan torehan transaksi perdagangan eceran untuk produk bahan kebutuhan pokok dan perlengkapan keluarga relatif mengalami peningkatan selama triwulan pertama tahun ini. Menurut Danny, tren itu bakal melonjak saat momentum Ramadhan dan Idulfitri nanti.
“Di triwulan pertama ini kelihatannya sudah semakin baik ya dibandingkan triwulan sebelumnya, ini tidak lepas dari mobilitas masyarakat yang sudah diperlonggar,” kata Danny melalui sambungan telepon, Senin (21/3/2022).
Kendati demikian, Danny mengatakan, tren perbaikan nilai transaksi itu masih relatif jauh dari torehan pada 2019 atau sebelum pandemi lalu. Akan tetapi, dia mengatakan, MPPA optimis dapat mencatatkan kinerja ritel yang positif di tengah pelandaian kurva pandemi Covid-19.
Hanya saja, dia mengatakan MPPA belum berencana untuk melakukan ekspansi besar-besaran pada tahun ini. Menurut dia, perseroan masih berupaya cermat untuk meninjau ulang rencana ekspansi gerai setelah pelandaian kurva pandemi tersebut.
“Kami tidak akan super ekspansif dulu, dalam perkiraan kami mungkin ada 5 toko baru dalam format Hyfresh ukurang paling besar sampai 1.000 meter persegi, kalau toko Hypermart kami proyeksikan hanya satu atau dua tahun ini,” kata dia.
Baca Juga
Sebelumnya, pemerintah Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi akan tetap kuat pada kuartal I/2022 di tengah risiko global yang meningkat.
“Tentu kita akan melihat seberapa besar pertumbuhan ekonomi di kuartal I/2022 kita harapkan masih akan cukup baik,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam video conference, Senin (21/3/2022).
Selain didorong oleh angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2021 yang masih negatif, Suahasil mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2022 juga didorong oleh pemulihan ekonomi yang terus berlangsung.