Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memproyeksikan bahwa produk domestik bruto atau PDB per kapita Indonesia dapat menyentuh US$10.000 pada 2030 melalui pengembangan hilirisasi sumber daya alam.
Luhut menilai bahwa selama ini Indonesia memperoleh keuntungan dari penjualan sumber daya alam (SDA), terutama bahan-bahan mentah. Namun, menurutnya, hal tersebut tidak mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.
Dia yang juga merupakan pengusaha batu bara itu menilai bahwa hilirisasi SDA dapat mendorong perekonomian Indonesia menjadi lebih pesat. Langkah itu akan meningkatkan nilai tambah dari hasil bumi Indonesia juga membuka lebih banyak lapangan kerja, sehingga efeknya positif bagi perekonomian.
"Ini akan terjadi akibatnya, pada 2030 kita akan punya PDB atau income per kapita mendekati US$10.000, dengan tadi pertumuhan ekonomi 5,8 persen. Ini simulasi baru berdasarkan [hilirisasi] nickel ore, kita belum bicara bauksit, copper, timah, dan yang lain," ujar Luhut dalam Grand Launching Proyek Investasi Berkelanjutan, Kamis (17/3/2022).
Saat ini PDB per kapita Indonesia berada di US$4.225, tumbuh dari satu dekade lalu senilai US$3.178,1 dan satu dekade sebelumnya yang masih US$870,2. Rata-rata pertumbuhan PDB per kapita 2022—2031 masih berada di angka 5,8 persen.
Luhut menjabarkan bahwa dengan hilirisasi SDA, pertumbuhan PDB per kapita dapat terakselerasi hingga 2,4 kali, sehingga pada 2030 dapat mencapai US$9.980. Menurutnya, hilirisasi itu akan mengubah struktur perekonomian Indonesia sehingga PDB per kapita dapat melesat.
Baca Juga
"Dan proyeksi itu belum bicara efisiensi investasi Rp400 triliun dari government procurement, yang kita targetkan dalam tiga tahun ke depan bisa sampai Rp700 triliun per tahun," ujarnya.
Menurut Luhut, Indonesia dapat mengikuti langkah yang China lakukan dengan mendorong hilirisasi. Namun, perlu adanya dukungan pemerintah dalam upaya peningkatan produktivitas, mencakup sumber daya manusia, riset dan teknologi, infrastruktur, serta iklim investasi.
Tak heran Luhut menjadikan China sebagai tolok ukur. Pada 2010 Negeri Tirai Bambu mencatatkan PDB per kapita US$4.500 dengan rata-rata pertumbuhan PDB per kapita 4,7 kali. Adanya hilirisasi membuat pertumbuhan PDB per kapita naik 2,3 kali sejak 2010, sehingga rata-rata pertumbuhan ekonominya mencapai 7,2 persen.