Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura II (persero) atau AP II memasang skenario optimistis pada 2022 dengan selisih dari target kinerja atau shortfall bergerak menuju 50 persen dibandingkan 2019 atau sebelum pandemi.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin memaparkan kondisi penerbangan pada 2021 tidak lebih baik dibandingkan dengan pada 2020. Tetapi, operator bandara dan penerbangan masih dapat mengoptimalkan kinerja pada kuartal I/2020 sebelum pandemi Covid-19 menerpa.
Kendati demikian, apabila membandingkan data AP II selama periode 9 bulan pertama 2020 dengan 9 bulan 2021, AP II tumbuh 15 persen atau setara dengan 8 juta.
Pada Desember 2021, tuturnya, Bandara Soekarno- Hatta mencatatkan tingkat pemulihan tertinggi sebesar 71 persen. Sementara itu, bandara kelolaan AP II lainnya telah berada dalam kondisi 61 persen-63 persen. Untuk kondisi pada 2022 ini, tekan Awal, memang belum dapat ditebak karena varian Omicron masih menyebar kendati kasus positif cenderung turun.
Menurutnya, besarnya peluang untuk mempercepat pemulihan pada tahun ini akan didasarkan pada skenario laporan yang telah diterbitkan oleh Indonesia National Air Carriers Association (INACA) dan referensi internasional lainnya. Skenario pesimistis, angka pemulihan baru sebesar 44 persen pada tahun ini. Sebaliknya secara optimistis angka pemulihan akan berada di rentang 40-50 persen.
“Kalau 2022 ini bisa dilewati, akan cukup baik. Dengan menggunakan rujukan internasional dari berbagai sumber dan juga nasional dari INACA, kami harapkan pada tahun ini dibandingkan dengan pada 2019 membaik ke angka 49 persen sampai 50 persen. Dibandingkan 60 persen pada 2020, kemudian 55-56 persen pada 2021. Tahun ini bergeser ke 49-50 persen,” ujarnya, Senin (14/3/2022).
Awaluddin menerangkan akibat pandemi, AP II mengalami shortfall pada 2022 sebesar 60 persen dibandingkan dengan pada 2019. Kemudian pada 2021 shortfall sedikit berkurang menjadi hingga 56 persen.
Pada tahun ini, AP II memilih strategi Asset Recycling atau pemanfaatan aset lama guna menghasilkan aset baru guna meningkatkan pendapatan serta mengakselerasi pemulihan bisnis di tengah pandemi Covid-19.
Awaluddin menjelaskan strategi Asset Recycling dijalankan melalui tiga program, yakni Asset Optimization program (brown field asset), Asset Acceleration program (asset under construction) dan Asset Utilization program (green field asset) sebagai strategi mempercepat pemulihan bisnis di tengah pandemi.
Pemanfaatan aset secara organik akan melibatkan 5 anak usaha yaitu PT Angkasa Pura Solusi, PT Angkasa Kargo, PT Angkasa Pura Propertindo, PT Angkasa Pura Aviasi, dan PT Gapura Angkasa, serta perusahaan terafiliasi. Sementara itu, pemanfaatan aset secara anorganik dilakukan melalui kemitraan bisnis serta kemitraan strategis dengan pihak eksternal.