Bisnis.com, JAKARTA -- Progres pembangunan sarana dan prasarana Light Rail Transit (LRT) Jabodebek sudah rampung sekitar 90 persen secara keseluruhan. Pada hari ini, pihak PT Adhi Karya (Persero) dan bank kreditur proyek tersebut memantau perkembangan proyek stasiun dan depo LRT, di Pancoran dan Bekasi Timur, Kamis (10/3/2022).
Adapun, pembangunan LRT Jabodebek dibagi menjadi beberapa proyek yang progresnya berbeda-beda. Kendati demikian, semua sarana dan prasarana LRT sama-sama ditargetkan bisa beroperasi pada Agustus tahun ini.
Progres pembangunan jalur LRT Cawang-Cibubur tercatat sudah mencapai 94,46 persen, Cawang-Dukuh Atas 89,12 persen, dan Cawang-Bekasi Timur 92,9 persen.
Sementara itu, pembangunan sebanyak 17 stasiun tercatat mencapai 67,50 persen dan pembangunan depo 72,48 persen. Kedua proyek ini ditugaskan kepada PT Adhi Karya (Persero) oleh Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden (Perpres) No.65/2016.
Berdasarkan pantauan Bisnis di stasiun LRT Pancoran, masih terdapat beberapa fasilitas pendukung yang masih akan harus dilengkapi dalam beberapa waktu ke depan. Misalnya, akses masuk ke stasiun berupa jembatan maupun tangga, serta pemasangan pembatas antara area paltform peron dan jalur kereta atau platform screen door (PSD).
Untuk pembangunan depo, hingga saat ini PT Adhi Karya telah menyelesaikan manuever track, transfer track, dan gedung pengendali utama atau operation control center (OCC). Khusus untuk gedung OCC dinyatakan siap untuk diserahkan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang akan menjadi pihak operator LRT.
Baca Juga
"Gedung pengendali utama/OCC telah siap diserahterimakan ke PT Kereta Api Indonesia (Persero)--KAI untuk proses persiapan operasi," tutur Corporate Secretary PT Adhi Karya Farid Budiyanto melalui siaran pers, Kamis (10/3/2022).
Pembangunan seluruh kawasan depo dan 17 stasiun saat ini sudah menyerap hampir Rp1 triliun dari total pembiayaan melalui penyaluran kredit sindikasi dari empat bank pelat merah, yakni Bank Mandiri, BNI, Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara, dan Bank Pembangunan Daerah Papua.
Kabiro Keuangan Departemen Perkeretaapian Adhi Karya Achmad Nurrohman mengatakan empat bank tersebut menyalurkan kredit sebesar Rp2,93 triliun untuk pembangunan stasiun dan LRT Jabodebek.
Sebelumnya, pendanaan pembangunan stasiun dan depo LRT Jabodebek memanfaatkan suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,39 triliun, sedangakn total pendanaan yang dibutuhkan yakni Rp4,2 triliun.
"[Pembangunan] stasiun dan depo dananya butuh Rp4,2 triliun. Kita hanya dapat PMN Rp1,3 triliun, sisanya cari sendiri yaitu melalui kredit sindikasi perbankan tadi," jelasnya di Depo LRT Jabodebek, Bekas Timur, Kamis (10/3/2022).
Untuk diketahui, total pendanaan yang dibutuhkan untuk membangun sarana dan prasarana LRT Jabodebek adalah senilai Rp23 triliun.
Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyampaikan bahwa LRT Jabodebek akan mulai beroperasi pada Agustus 2022. Layanan transportasi massal itu akan melayani penumpang untuk rute perjalanan Cibubur--Dukuh Atas, dan Dukuh Atas--Bekasi Timur.
Direktur Utama PT KAI Didiek Hartyanto mengatakan akan melaksanakan uji coba LRT Jabodebek pada pertengahan Maret 2022 atau bulan ini. Lintas pelayanan LRT yang akan dites pertama kali adalah Cawang--Cibubur.
Didiek mengatakan tes LRT pada lintas pelayanan Cawang--Cibubur merupakan yang pertama dari total tiga lintas pelayanan yang ada. Selain Cawang--Cibubur, lintas pelayanan yang akan diuji coba adalah Cawang--Dukuh Atas dan Cawang--Bekasi Timur.
"Rencana pengetesannya itu nanti akan dimulai pada pertengahan Maret pada lintas pelayanan 1 itu dari Cibubur ke Cawang," jelas Didiek pada pekan akhir Februari 2022 lalu.
Kemudian, pengetesan lintas pelayanan 2 atau Cawang--Dukuh Atas akan dilaksanakan pada April, dan lintas pelayanan 3 yakni Cawang--Bekasi Timur dilakukan pada Mei 2022.
Dengan menggunakan LRT Jabodebek, perjalanan masing-masing rute diperkirakan akan semakin cepat. Dengan LRT, rute Cibubur--Dukuh Atas hanya akan ditempuh 39 menit, sedangkan rute Bekasi Timur-Dukuh Atas hanya ditempuh 45 menit.
Dari sisi tarif, Kepala Divisi (Kadiv) LRT Jabodebek PT KAI Mochamad Purnomosidi mengatakan bahwa tarif yang diajukan perusahaan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menerapkan tarif progresif, atau tergantung dengan jarak yang ditempuh.
Purnomo memperkirakan tarif yang berlaku nantinya adalah Rp15.000 secara average atau rata-rata. Tarif tertinggi diperkirakan bisa mencapai Rp24.000. Namun, perlu dipahami, bahwa tarif ini belum final atau mendapatkan persetujuan dari pemerintah.
"Ancar-ancar tarif jarak pendeknya mungkin sekitar Rp5.000, karena hanya satu stasiun. Terjauhnya, mungkin bisa sekitar Rp22.000 atau Rp24.000.Tapi ini masih dalam proses pembahasan dengan teman-teman Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Overall itu kalau kita hitung per satu penumpang, rata-rata [tarifnya] Rp15.000," tuturnya.