Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan pemerintah untuk uji coba penerbangan internasional tanpa karantina per 14 Maret 2022 dinilai sudah semestinya dilakukan.
Sebelum uji coba tersebut dilakukan, pemerintah telah memutuskan bahwa per 3 Maret 2022, durasi penumpang karantina penumpang internasional dipangkas menjadi 3 hari. Kebijakan ini berlaku bagi penumpang internasional yang telah divaksin dua dosisi atau booster.
Sebelumnya, pemerintah hanya memberlakukan masa karantina yang singkat hanya bagi pelaku perjalanan internasional yang telah melakukan suntik vaksin booster.
Pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soejatman menuturkan kebijakan pelonggaran karantina tersebut sudah waktunya dilakukan. Pasalnya, gelombang varian Omicron di Indonesia terlihat sudah melewati puncaknya.
Data tersebut menunjukkan tingkat kematian yang rendah dan gejala yang relatif ringan. Meski demikian, dengan data kasus yang ada, pemerintah tetap harus waspada.
“Dari sisi manajemen resiko, sudah waktunya kita uji coba kedatangan tanpa karantina, tentu dengan memonitor perkembangan laju kasus,” ujarnya, Senin (7/3/2022).
Menurutnya, sudah banyak negara yang telah melakukan hal tersebut. Selain itu, sektor pariwisata internasional masih menjadi tumpuan utama perekonomian sehingga sudah waktunya pemerintah uji coba kedatangan tanpa karantina.
Gerry juga optimistis, tanpa karantina, jumlah penumpang internasionalnya seharusnya bisa cepat pulih hampir ke angka sebelum pra-pandemi.
Namun, tentunya, kondisi tersebut juga bergantung kepada kebijakan negara asal pelaku perjalanan. Apabila negara asal pelaku perjalanan internasional masih mengetatkan aturan, kondisi ini bakal menjadi tantangan tersendiri.
Berdasarkan data International Air Transport Association (IATA), memproyeksikan jumlah pelaku perjalanan secara keseluruhan akan mencapai 4 miliar 2024 bahkan melebihi level sebelum Covid-19. Ekspektasi pemulihan jangka pendek telah sedikit bergeser sesuai dengan perkembangan pembatasan perjalanan yang diberlakukan pemerintah di beberapa pasar global.
Direktur Jenderal IATA Willie Walsh menjelaskan jalan pemulihan jumlah penumpang internasional dari pandemi Covid-19 tidak diubah oleh varian Omicron.