Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan posisi cadangan devisa pada Februari 2022 akan mencapai US$142 hingga US$143 miliar.
Posisi tersebut meningkat dibandingkan dengan posisi pada Januari 2022 yang mencapai US$141,3 miliar.
Josua mengatakan, peningkatan cadangan devisa tersebut ditopang oleh aliran masuk modal asing atau inflow di pasar keuangan domestik sebesar US$1,22 miliar di pasar saham dan kepemilikan investor asing terhadap SBN meningkat US$475,8 juta pada Februari 2022.
Di samping itu, kenaikan cadangan devisa juga didorong oleh kinerja neraca perdagangan pada Februari 2022 yang diperkirakan mengalami peningkatan surplus.
Hal ini mempertimbangkan normalisasi ekspor batubara yang sempat menurun pada Januari 2022 karena implementasi larangan ekspor batubara di awal tahun.
“Lebih lanjut, kinerja ekspor yang solid ditopang oleh peningkatan harga ekspor komoditas Indonesia yakni CPO sekitar 11,7 persen secara bulanan secara rata-rata, dan harga batubara yang naik 12,7 persen secara bulanan,” katanya kepada Bisnis, Senin (7/3/2022).
Baca Juga
Namun di sisi lain, kata Josua, neraca nonmigas yang cenderung solid juga akan diikuti oleh peningkatan defisit neraca migas dikarenakan peningkatan harga minyak mentah sekitar 10 persen secara bulanan secara rata-rata.
“Peningkatan cadangan devisa tersebut juga terindikasi dari nilai tukar rupiah yang cenderung stabil sepanjang Februari di kisaran Rp14.250-Rp14.400 per dollar yang ditopang oleh mekanisme pasar,” katanya.