Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Perang Rusia Ukraina, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 6 Persen

Perang antara Rusia dan Ukraina diperkirakan memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.
Maria Elena
Maria Elena - Bisnis.com 07 Maret 2022  |  14:18 WIB
Perang Rusia Ukraina, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 6 Persen
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (6/3/2022). Bisnis - Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Perang Rusia dan Ukraina diperkirakan memberikan dampak positif, khususnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian menyampaikan bahwa dunia akan menghadapi kenaikan inflasi yang tinggi mengingat situasi global saat ini.

Negara maju diperkirakan mengalami stagflasi, sementara negara emerging markets, terutama yang merupakan penghasil komoditas tengah menjadi sorotan.

Sebagian besar analis memperkirakan the Fed telah kehilangan kendali atas inflasi, tetapi Fakhrul berpendapat tekanan inflasi saat ini diperlukan karena menunjukkan keberhasilan program pemulihan ekonomi.

Kemudian, dia mengatakan perang Ukraina dan Rusia baru-baru ini juga akan menciptakan tekanan yang lebih lanjut pada harga komoditas yang lebih tinggi.

Peningkatan harga komoditas tersebut menurutnya berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi hingga mencapai level 6,2 persen, naik tinggi dari pertumbuhan ekonomi pada 2021 sebesar 3,69 persen.

“Dengan harga komoditas yang kuat saat ini, kami mempertahankan perkiraan non-konsensus kami pada pertumbuhan PDB sebesar 6,2 persen untuk tahun 2022,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (7/3/2022).

Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi menurutnya akan kembali ke level normal pada 2023, sebesar 5,2 persen.

Dia menambahkan kenaikan harga komoditas yang tinggi pun akan mendorong naiknya pendapatan negara. Misalnya, pendapatan negara akan bertambah sekitar Rp25 triliun dengan setiap kenaikan harga minyak sebesar US$10 per barel.

Dengan pendapatan yang tinggi tersebut, Ia mengatakan Indonesia akan akan memiliki ruang fiskal yang lebih longgar tahun ini, meski disiplin fiskal masih diperlukan untuk mempertahankan prospek masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Inflasi Pertumbuhan Ekonomi Perang Rusia Ukraina
Editor : Amanda Kusumawardhani

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top