Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia Ukraina, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 6 Persen

Perang antara Rusia dan Ukraina diperkirakan memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (6/3/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (6/3/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Perang Rusia dan Ukraina diperkirakan memberikan dampak positif, khususnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian menyampaikan bahwa dunia akan menghadapi kenaikan inflasi yang tinggi mengingat situasi global saat ini.

Negara maju diperkirakan mengalami stagflasi, sementara negara emerging markets, terutama yang merupakan penghasil komoditas tengah menjadi sorotan.

Sebagian besar analis memperkirakan the Fed telah kehilangan kendali atas inflasi, tetapi Fakhrul berpendapat tekanan inflasi saat ini diperlukan karena menunjukkan keberhasilan program pemulihan ekonomi.

Kemudian, dia mengatakan perang Ukraina dan Rusia baru-baru ini juga akan menciptakan tekanan yang lebih lanjut pada harga komoditas yang lebih tinggi.

Peningkatan harga komoditas tersebut menurutnya berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi hingga mencapai level 6,2 persen, naik tinggi dari pertumbuhan ekonomi pada 2021 sebesar 3,69 persen.

“Dengan harga komoditas yang kuat saat ini, kami mempertahankan perkiraan non-konsensus kami pada pertumbuhan PDB sebesar 6,2 persen untuk tahun 2022,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (7/3/2022).

Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi menurutnya akan kembali ke level normal pada 2023, sebesar 5,2 persen.

Dia menambahkan kenaikan harga komoditas yang tinggi pun akan mendorong naiknya pendapatan negara. Misalnya, pendapatan negara akan bertambah sekitar Rp25 triliun dengan setiap kenaikan harga minyak sebesar US$10 per barel.

Dengan pendapatan yang tinggi tersebut, Ia mengatakan Indonesia akan akan memiliki ruang fiskal yang lebih longgar tahun ini, meski disiplin fiskal masih diperlukan untuk mempertahankan prospek masa mendatang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper