Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setahun Beroperasi, KRL Solo-Jogja Diklaim Bisa Tekan Emisi Kendaraan

Menhub Budi Karya Sumadi berharap adanya KRL Solo-Jogja bisa mendorong peralihan dari moda transportasi pribadi ke moda transportasi umum atau KRL sebesar 50 persen.
Presiden Jokowi dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat mencoba KRL Jogja-Solo. /Istimewa
Presiden Jokowi dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat mencoba KRL Jogja-Solo. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap agar elektrifikasi jalur kereta api melalui Kereta Rel Listrik (KRL) Solo-Jogja bisa mendorong adanya peningkatan konversi atau peralihan transportasi dari moda pribadi ke KRL. Hal tersebut juga dinilai bisa mendorong penurunan emisi. 

Dia berharap adanya KRL Solo-Jogja bisa mendorong peralihan dari moda transportasi pribadi ke moda transportasi umum atau KRL sebesar 50 persen.

Tidak hanya itu, berdasarkan studi yang dilakukan sebelum KRL ini beroperasi pada 1 Maret 2021 lalu, layanan KRL ini juga diprakirakan bisa mengurangi angka konsumsi BBM lebih dari 50 persen.

"Kehadiran KRL ini akan berkontribusi pada pengurangan angka konsumsi BBM hingga 51,7 persen dan kita berharap tingkat peralihan minat masyarakat yang beralih dari kendaraan pribadi ke KRL mencapai 50 persen," ucapnya pada webinar, Jumat (4/3/2022).

Budi mengatakan bahwa efisiensi dari moda transportasi kereta api, dibandingkan dengan moda lain, menjadi salah satu alasan mengapa pemerintah sangat mendorong moda tersebut.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan terdapat dua sisi efisiensi yang menjadi nilai plus bagi moda kereta api dibandingkan moda yang lain. Mereka yakni efisiensi pada penggunaan ruang dan energi.

Khususnya energi, moda kereta api dinilai sangat efisien atau sangat rendah dalam hal penghasilan emisi. Emisi yang dihasilkan oleh kereta api dinilai jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan mobil atau pesawat.

"Per 200 mil perjalanan itu kita bandingkan mobil [pribadi] sama pesawat itu bisa lima kali lipat dari emisi yang dihasilkan kereta api. Apalagi untuk kereta listrik atau elektrifikasi ini bisa lebih efisien lagi," jelas Zulfikri.

Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM Arif Wismadi mengatakan ke depannya KRL Solo-Jogja harus bisa mengefisiensi waktu perjalanan untuk bisa mencapai waktu ideal bertransportasi. Dia mencatat saat ini penumpang yang menggunakan KRL Solo-Jogja dalam wilayah aglomerasi hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam 8 menit.

Menurut Arif, waktu ideal atau syarat maksimum untuk bertransportasi dengan moda transportasi urban adalah 1 jam atau selama 60 menit. Dia mengatakan saat ini KRL Solo-Jogja sudah lebih mendekati capaian ideal tersebut.

Sebelumnya, transportasi dengan mobil atau kendaraan jalur darat biasa bisa memakan waktu sekitar 1 jam 50 menit dari Surakarta menuju Yogyakarta.

"Ini artinya hemat bisa hemat 42 menit. Ini sebetulnya adalah suatu layanan yang luar biasa. Kalau KRL, memang sudah bisa mendekatkan kepada syarat maksimum 1 jam," tutur Arif. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper