Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gedung Putih Pertimbangkan Larangan Impor Minyak Asal Rusia ke AS

Pemerintahan Presiden Joe Biden melakukan pembicaraan dengan industri minyak dan gas AS mengenai dampak larangan impor minyak mentah terhadap konsumen AS dan pasokan global.
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan larangan impor minyak mentah AS dari Rusia sebagai sanksi atas invasinya ke Ukraina.

Dilansir Bloomberg, pemerintahan Presiden Joe Biden melakukan pembicaraan dengan industri minyak dan gas AS mengenai dampak langkah tersebut terhadap konsumen AS dan pasokan global. Namun, seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan belum ada keputusan yang dibuat.

Berdasarkan data Badan Informasi Energi AS (EIA), minyak mentah asal Rusia hanya menyumbang sekitar 3 persen dari seluruh impor minyak mentah AS pada tahun 2021. Impor minyak mentah AS dari negeri Beruang Merah tersebut telah turun ke laju tahunan paling lambat sejak 2017 pada awal 2022, menurut perusahaan intelijen Kpler.

Jika termasuk produk minyak bumi lainnya seperti bahan bakar minyak semi jadi yang dapat digunakan sebagai bahan baku produksi bensin dan solar dimasukkan, Rusia menyumbang sekitar 8 persen dari impor minyak tahun 2021, meskipun pengiriman tersebut juga cenderung lebih rendah dalam beberapa bulan terakhir.

Memotong konsumsi energi Rusia bukan satu-satunya langkah yang dipertimbangkan pemerintah. Salah satu sumber yang mengetahui rencana ini mencatat bahwa Rusia sudah berada dalam krisis keuangan penuh, dengan rubel melemah, perdagangan saham dihentikan dan utang negara dan perusahaan melonjak.

Di antara implikasi dari larangan minyak yang dipertimbangkan Gedung Putih adalah langkah itu benar-benar akan merugikan ekonomi Rusia, atau Rusia akan mengalihkan ke importir lain dan hanya akan menaikkan harga bensin AS nantinya.

Harga rata-rata untuk satu galon bensin tanpa timbal biasa adalah US$3,84 pada Kamis (3/3/2022), menurut klub otomotif AAA. Minyak mentah Brent diperdagangkan lebih dari US$115 per barel pada Jumat pukul 13.44 waktu New York.

Kepala ekonom di penyedia data minyak Vortexa Ltd David Wech mengatakan AS kini berada dalam posisi sulit karena pelarangan tersebut akan berimbas pada harga bensin.

“Setiap pembatasan aliran Rusia akan menyebabkan dampak signifikan terhadap pembeli karena Rusia dapat dengan mudah menual bakar minyak mereka di China atau India,” kata David seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (5/3/2022).

Senator Virginia Barat Joe Manchin dari Demokrat dan Senator Alaska Lisa Murkowski dari Republik belum lama ini memperkenalkan undang-undang yang akan memblokir aliran minyak dan gas Rusia ke AS

Sementara itu, Ketua DPR AS Nancy Pelosi bergabung dengan Partai Republik dalam mendukung gagasan tersebut. Salah satu sumber mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden berhubungan erat dengan Manchin mengenai proposal tersebut, yang telah diizinkan Senat untuk melewati proses komite. Namun, sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki pada hari Kamis berbicara menentang gagasan tersebut.

“Tujuan kami dan tujuan presiden adalah untuk memaksimalkan dampak pada Rusia sambil meminimalkan dampak terhadap AS dan sekutu serta mitra kami,” kata Psaki

Ia mengatakan pemerintah tidak memiliki kepentingan strategis dalam mengurangi pasokan energi global, dan itu akan menaikkan harga di bensin di seluruh dunia.

 “Kami terus melihat opsi lain yang dapat kami ambil sekarang untuk mengurangi konsumsi energi Rusia di AS,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper