Bisnis.com, JAKARTA – Memanasnya harga gas alam indeks Dutch TTF bersamaan dengan berkurangnya produksi gas Laut Hitam terus mengguncang pasar amonia karena persyaratan kontrak bulanan utama Eropa diselesaikan US$40/mt lebih tinggi dari harga penutupan bulan Februari, dilansir dari sumber perdagangan pada 1 Maret.
S&P Global Commodity Insights menilai amonia CFR Northwest Europe untuk bulan Maret mencapai harga US$1,180/mt, naik US$10 dari penilaian hari sebelumnya, berdasarkan harga kontrak FOB Baltic Sea pada US$1,155/mt ditambah pengiriman ke Eropa Barat Laut.
"Sebagian besar memperkirakan kenaikan berdasarkan lingkungan saat ini," ujar salah satu distributor amonia AS.
Kontrak Baltik disetujui oleh eksportir Rusia termasuk Acron dan Eurochem untuk mendistribusikan amonia ke fasilitas produksi milik Yara di Eropa. Volume penjualan Laut Hitam dan Timur Tengah bergerak di bawah kontrak.
Kontrak Februari bulan lalu menetap di US$1.115/mt, tetapi krisis Ukraina telah mendorong harga lebih tinggi, kata pedagang.
Hilangnya produksi Laut Hitam karena masalah di pelabuhan Yuzhny dan penutupan pipa diperkirakan tidak akan pulih dalam waktu dekat, sebut sumber perdagangan Laut Hitam, dilansir dari spglobal, Rabu (02/03/2022).
Baca Juga
Para pelaku usaha ammonia menyadari adanya "rumor" mengenai ledakan jalur pipa yang terjadi pada pipa Tolyatti-Odessa ammonia sepanjang 1.500 mil, yang belum dikonfirmasi. S&P Global memeriksa harga amonia FOB laut hitam berada pada titik US$1,135/mt.
Di AS, Yara dan Mosaic tidak dapat menyetujui kontrak Maret untuk CFR Tampa, tetapi distributor amonia Trammo menetapkan harga pada US$1,135/mt yang ditetapkan pada 25 Februari tidak berubah dari harga kontrak Februari setelah pembicaraan terhenti dan kedua belah pihak gagal menyepakati, kata sumber perdagangan AS kedua. S&P Global menilai harga CFR USGC pada US$1,145/mt 1 Maret, naik US$10/mt dari hari sebelumnya, berdasarkan netback pengiriman dari Eropa.