Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat konsumsi masyarakat diyakini mulai kembali seperti sebelum pandemi Covid-19 melanda Tanah Air pada Maret 2020. Mereka mulai percaya diri untuk kembali membelanjakan pendapatannya, alih-alih menahan diri lantaran kondisi yang tidak pasti.
Menurut Managing Director Inventure Yuswohady Siwo, kepercayaan diri itu erat kaitannya dengan suksesnya program vaksinasi di Tanah Air. Selain itu, masyarakat juga tampaknya mulai terbiasa dengan kondisi yang sudah berlangsung selama dua tahun ini.
"Kuncinya ada di consumer confidence. Masyarakat mulai percaya diri untuk keluar rumah karena sudah divaksin. Prospek ekonomi juga terlihat bagus, ekonomi menggeliat, pendapatan aman, pendapatan aman karena sudah tidak ada pemotongan gaji atau ancaman lay off," katanya ketika dihubungi Bisnis pada Jumat (25/2/2022).
Konsumsi akan meningkat seiring dengan datangnya Ramadan disusul oleh Hari Raya Idulfitri. Seperti diketahui, pengeluaran masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam akan meningkat menjelang perayaan hari kemenangan itu. Prospek kenaikan tersebut harus ditunjang dengan catatan kasus Covid-19 tidak kembali melonjak.
"Kalau nanti puasa kasusnya turun atau sudah lewat puncaknya tingkat konsumsi ini akan rebound. Apalagi kalau mudik tidak dilarang. Uang masyarakat yang selama dua tahun terakhir ini akan digunakan untuk berbelanja," paparnya.
Salah satu sektor yang akan ketiban berkah datangnya Ramadan dan Idulfitri tahun ini adalah fesyen. Setelah sempat tiarap, sektor tersebut akan kembali merasakan lonjakan permintaan yang umumnya terjadi setiap momentum tersebut.
Baca Juga
"Masyarakat kan mulai keluar rumah lagi, tentunya kalau keluar rumah apalagi momen-momen penting penampilan itu penting. Fesyen dan kosmetik ini bakal rebound pada Ramadan dan Idulfitri tahun ini," ungkapnya.
Demikian halnya dengan kendaraan, khususnya kendaraan roda empat atau mobil. Akan terjadi lonjakan permintaan seiring dengan datangnya Idulfitri dan masih adanya insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk sebagian jenis mobil.
"Kalau mudik tidak dilarang ini yakin permintaan akan tinggi. Apalagi sekarang tol sudah tersambung ke kampung halaman naik kendaraan pribadi bukan hal yang benar-benar melelahkan seperti dulu," ujarnya.