Bisnis.com, JAKARTA - Sektor transportasi dinilai berperan penting dalam mendorong upaya transisi ekonomi hijau, khususnya, sektor transportasi yang berada di kawasan perkotaan.
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) merincikan bahwa terdapat empat metode yang bisa dilakukan untuk melakukan transisi ekonomi hijau di sektor transportasi perkotaan.
Pertama, memperpendek jarak transportasi dengan mengintegrasikan layanan transportasi, sehingga jarak (kilometer/km) perjalanan yang ditempuh setiap orang semakin pendek.
Ketua MTI Wilayah Jakarta Tory Damantoro mengatakan metode pertama tersebut bisa dilakukan dengan terobosan yakni integrasi tata ruang dan layanan transportasi.
Tory mencontohkan salah satu terobosan yang sudah ada yakni instruksi bagi seluruh kabupaten/kota dan provinsi yang berada di kawasan metropolitan di Indonesia untuk menyusun Urban Mobility Planning (UMP).
"UMP ini adalah perencanaan untuk mengintegrasikan tiga hal yaitu tata ruang dan transportasi, integrasi seluruh moda transportasi yang ada di kawasan metropolitan tersebut, serta integrasi kelembagaan dan pembiayaan," jelasnya pada webinar, Rabu (23/2/2022).
Baca Juga
Kedua, konsolidasi pergerakan transportasi kota. Metode ini, lanjut Tory, membutuhkan pengembangan angkutan umum massal untuk kota-kota yang penduduknya sudah melampaui angka 1 juta.
Selain penyediaan angkutan umum, sistem integrasi angkutan umum dibutuhkan yang tidak hanya fokus pada rute-rute yang "gemuk", namun juga kendaraan pengangkut atau feeder.
Saat ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menggulirkan Program Angkutan Umum Perkotaan, yang bertujuan untuk mendukung konsolidasi pergerakan transportasi masyarakat di perkotaan.
Pada program ini, pemerintah daerah (Pemda) pun memiliki peran integral untuk menyedikan kendaraan pengangkut atau feeder guna mengangkut penumpang menuju rute angkutan umum yang sudah disediakan oleh Kemenhub.
"Skema pembiayaan [program] ini juga semakin canggih. Kemenhub sekarang sudah melakukan pembiayaan dengan pinjaman luar negeri, di mana ini bisa memberikan kepastian akan keberlanjutan dari program," jelas Tory.
Ketiga, integrasi pergerakan transportasi kota. Saat ini, DKI Jakarta, dibantu juga oleh pemerintah pusat, telah mengintegrasikan semua moda transportasi dalam suatu simpul angkutan umum perkotaan. Sistem integrasi tersebut mempermudah perpindahan penumpang dari satu moda ke moda lainnya.
Contohnya, seperti di Tanah Abang, Dukuh Atas, Tebet, dan beberapa lokasi lain di DKI Jakarta. "Itu merupakan hal-hal yang akan membantu masyarakat untuk lebih menggunakan angkutan umum dan mengurangi jumlah energi dan emisi [dari] perjalanannya," lanjut Tory.
Keempat, transisi ke bahan bakar transportasi yang ramah lingkungan. Tory menjelaskan sejumlah program di antaranya Peraturan Presiden (Perpres) No.55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai, turut mendukung metode terakhir ini.
Contoh program yang sedang berjalan yakni kerjasama BUMN dan swasta, yakni Gojek dan dan TBS Energi Utama Tbk. serta PT Pertamina (Persero), Gogoro, dan Gesits untuk mengakselerasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik terintegrasi di tanah air. Kini, mereka tengah menempuh uji coba komersial lanjutan yang berfokus di Jakarta.
Direktur Electrum sekaligus CEO dan Co-Founder Gojek Kevin Aluwi mengatakan bahwa telah menjalani proyek percobaan selama beberapa bulan belakangan. Dia mengklaim ratusan motor listrik sudah digunakan dalam uji coba oleh driver.
Saat ini, uji coba masih berfokus di daerah Jakarta Selatan, sebelum nantinya direncanakan untuk berekspansi ke seluruh DKI Jakarta dan daerah-daerah lainnya.
"Tentunya dalam beberapa minggu atau bulan ke depan, akan kita ekspansi ke seluruh Jakarta, dan mungkin kota-kota lain," jelasnya, dikutip dari siaran virtual, Selasa (22/2/2022).