Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Terus Merangkak Naik, Akindo: Stok Kedelai Aman

Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) menjamin stok kedelai dari importir masih aman di tengah kenaikan harga saat ini. 
Perajin membuat tempe berbahan baku kedelai impor yang kini harganya naik dari Rp9.600 menjadi Rp10.300 per kilogram di sentra perajin tempe di Sanan, Malang, Jawa Timur, Selasa (11/1/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Perajin membuat tempe berbahan baku kedelai impor yang kini harganya naik dari Rp9.600 menjadi Rp10.300 per kilogram di sentra perajin tempe di Sanan, Malang, Jawa Timur, Selasa (11/1/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, JAKARTA – Meski sejumlah pengusaha tahu dan tempe mulai mogok produksi per hari ini, Senin (21/2/2022), Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) menjamin stok kedelai dari importir masih aman di tengah kenaikan harga. 

Direktur Akindo Hidayat mengatakan stok kedelai untuk Ramadan bahkan juga terbilang aman sejauh ini. Data terakhir dari Akindo pada 11 Februari 2022, stok kedelai tersedia sebanyak 300.000 ton yang dapat mencukupi kebutuhan hingga Maret 2022.

“Stok aman, importir menjamin kebutuhan kedelai ke depannya tidak ada masalah, kita gak pernah kekurangan stok,” ujar Hidayat, Senin (21/2/2022).

Tingginya kebutuhan pakan ternak di China dan masalah cuaca di Amerika berdampak pada harga kedelai dunia yang tak kunjung turun. Akindo sebelumnya telah berkomitmen untuk harga kedelai di tingkat importir dan perajin.

“Pada 11 Februari 2022 sudah ditetapkan harga di tingkat perajin itu Rp11.500 – Rp12.000, jadi tempe dapat dijual seharga Rp10.300 – Rp10.600 dan tahu dengan harga Rp650 – Rp700 per potong,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hidayat membenarkan bahwa saat ini kedelai dibeli dengan harga yang tinggi mengikuti harga kedelai dunia. Menurut rilis terakhir dari Kementerian Perdagangan pada Jumat (11/2/2020) harga kedelai diperkrakan terus naik beberapa bulan ke depan.  

Menurut Hidayat, pembelian kedelai tidak dapat dilakukan secara kontrak jangka panjang karena importir bertumpu pada harga future. Hal ini karena kekhawatiran fluktuasi harga yang sangat cepat.

“Harga future bergerak terus, dia [pengusaha] gak mau nanti pada suatu saat dia udah lock harga tinggi, dan ternyata harga turun, dia gak mau,” jelasnya.

Dia juga mengatakan bahwa sebenarnya selama ini tidak ada masalah perihal stok. Hidayat menjamin stok untuk Ramadan akan datang pada Maret 2022. 

Sementara itu, ekonom Bhima Yudhistira Adhinegara sebelumnya melihat kontrak untuk impor kedelai yang tak efektif jika hanya jangka pendek.

“Kebanyakan kontrak untuk pembelian kedelai itu adalah kontrak yang sifatnya jangka pendek. Jadi untuk stabilitas harga kalo perlu ya satu tahun, sehingga tidak terlalu fluktuatif terhadap perubahan harga,” jelas Bhima, Minggu (20/2/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper