Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Kesehatan Global Capai Rp492 Triliun, Para Pemimpin G20 Putar Otak

Pembiayaanya PPR dalam mengatur arsitektur kesehatan global bisa mencapai US$34,4 miliar per tahun atau Rp491,92 triliun. Oleh karena itu, dia menilai G20 harus berada di garis depan dalam proses penguatan arsitektur kesehatan global. 
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan) memimpin pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan) memimpin pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam pembukaan pertemuan G20, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan salah satu kesenjangan yang saat ini masih ditemui dalam arsitektur kesehatan global adalah masalah pembiayaan PPR (prevention, preparedness, and response). 

Adapun, pembiayaanya bisa mencapai US$34,4 miliar per tahun atau Rp491,92 triliun. Oleh karena itu, dia menilai G20 harus berada di garis depan dalam proses penguatan arsitektur kesehatan global. 

"Diperlukan komitmen yang kuat dan investasi yang lebih besar dari sebelumnya untuk mengatasi pandemi saat ini dan memitigasi dampaknya dengan mobilisasi sumber daya kesehatan,” papar Sri Mulyani dalam pertemuan pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) meeting, Kamis (17/2/2022).

Oleh sebab itu, Gugus Tugas Gabungan Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan negara-negara G20 (Joint Finance and Health Task Force/ JFHTF) yang dibentuk diharapkan untuk membahas modalitas dalam membangun fasilitas pembiayaan yang digerakkan oleh G20 untuk dirancang secara inklusif, dengan menekankan peran pentingnya Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO).

Krisis pandemi Covid-19 telah menunjukkan pentingnya kebutuhan aliran pendanaan internasional untuk merealisasikan PPR, tegas Sri Mulyani. 

"Namun demikian, untuk mendapatkan hal tersebut dibutuhkan assessment atas kesenjangan pembiayaan yang solid dengan melibatkan berbagai pihak," tambahnya.

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen yang turut hadir pun menilai pentingnya peningkatan peran pihak swasta untuk berkolaborasi dalam pendanaan sektor kesehatan global.

Pasalnya, seluruh negara telah gagal dalam mengatasi kesenjangan dalam mempersiapkan pandemi Covid-19. 

"Sistem yang ada saat ini belum memberikan pendanaan yang diperlukan untuk mengatasi kesenjangan kapasitas negara, seperti untuk penyakit, pengawasan, dan tenaga kerja," ungkapnya.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kebutuhan pembiayaan PPR global mencapai US$34,4 miliar per tahun. Hal ini merupakan kajian dan perkiraan dari G20

Untuk itu, dia berharap presidensi G20 Indonesia dapat memobilisasi pembiayaan dalam rangka mengisi kesenjangan kebutuhan dana tersebut. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sendiri menyoroti tiga prioritas Indonesia untuk mencapai arsitektur kesehatan global yang lebih kuat.

Pertama, peningkatan ketahanan kesehatan global. Kedua, penyelaraskan standar protokol kesehatan global dan ketiga adalah redistribusi pusat manufaktur dan pusat penelitian global untuk mengurangi kerentanan kesehatan di masa depan. 

Hal ini diamini oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, dimana skema pendanaan untuk arsitektur kesehatan butuh dilakukan oleh agensi khusus dan bersifat mengikat secara legal.

Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya memperkirakan ada peningkatan kerugian ekonomi akibat pandemi Covid-19. Menurut perhitungan IMF, pandemi ini akan merugikan ekonomi global US$12,5 triliun atau Rp178.750 triliun (kurs Rp14.300/US$) hingga 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper