Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyampaikan Indonesia sangat beruntung karena meskipun mengalami scarring effect, tetapi masih ada negara-negara lain yang ekonominya belum pulih.
Scarring effect adalah kondisi di mana masyarakat masih takut untuk membelanjakan uangnya pasca krisis.
"Indonesia sangat beruntung. Tentu ini adalah kerjasama kita semua, ekonomi kita di 2020 terkontraksi hanya 2,1 persen," kata Febrio dalam G20 Finance Track Side Events, Kamis (17/2/2022).
Menariknya, dari tahun 2020-2021, Febrio menyebutkan perekonomian Indonesia terkontraksi terbatas di 2020, kemudian mulai rebound dengan kuat di 2021.
"Sekarang ekonomi kita sudah di atas pra pandemi 1,6 persen di atas level PDB 2019. Kenapa ini istimewa? Karena banyak negara mayoritas belum sampai ke level PDB 2019," ungkapnya.
Di samping itu, dia menyoroti kualitas sumber daya manusia, terutama apa yang terjadi terhadap pengangguran, dimana ada 100 juta miskin rentan.
Baca Juga
"Empat puluh persen termiskin Indonesia, itu penganggurannya seperti apa, kemiskinannya seperti apa. Nah inilah yang kita harapkan di 2022 ini kita mulai kejar walaupun perekonomian kita udah pasti akan tumbuh lebih bagus daripada 2021. Tapi kita ingin pertumbuhan ekonomi kita berkualitas," ungkapnya.
Dia berharap, angka pengangguran di Indonesia harus turun lebih jauh lagi, demikian pula dengan angka kemiskinan, dan inilah yang ingin dikomunikasikan secara leadership kepada negara-negara lain dan juga membawa konsensus untuk dunia yang lebih baik.
"Inilah yang kita harapkan sebagai showcase bagi leadership dari Presidensi Indonesia di G20," katanya.