Bisnis.com, JAKARTA - Penyedia alat berat terintegrasi PT Kobexindo Tractors Tbk. (KOBX) tak menampik bahwa kenaikan harga material yang tajam sepanjang 2021 menuntut penyesuaian harga jual.
Andry B Limawan, Direktur Utama Kobexindo mengatakan situasi tersebut untungnya diimbangi dengan tingginya permintaan alat berat, tak hanya di Indonesia tetapi merata secara global. Penyesuaian harga yang dilakukan, lanjutnya, tetap memperhitungkan pertumbuhan perseroan yang berkelanjutan.
"Harga komoditas yang meningkat tajam pada 2021, termasuk harga baja yang turut mengalami kenaikan maka penyesuaian harga dari pihak produsen pun tidak terelakan. Faktor tersebut menjadi pertimbangan bagi kami dalam melakukan kebijakan harga dengan memperhatikan marjin," jelas Andry kepada Bisnis, Jumat (18/2/2022).
Sementara itu, penjualan alat berat Kobexindo mencatatkan pertumbuhan pesat sekitar 365 persen secara nilai. Sedangkan secara unit, penjualan naik 428 persen dibandingkan 2020.
Sebagai gambaran, segmen penjualan penjualan unit alat berat khususnya pertambangan menjadi kontributor pendapatan secara konsolidasi di kisaran 60 persen hingga 70 persen.
"Untuk proyeksi2022, yang dapat kami sampaikan terkait target adalah, pertumbuhan masih dalam tren positif," katanya.
Baca Juga
Tingginya harga batu bara tetap akan menjadi motor pertumbuhan alat berat pada tahun ini. Harga batu bara saat ini memacu produsen untuk memenuhi kuota produksi sehingga harus dibarengi pengadaan armada alat berat yang andal dan efisien.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan distributor alat berat PT Intraco Penta Tbk. (INTA) Astri Duhita Sari mengatakan kenaikan harga material masih berdampak terbatas terhadap penjualan perseroan. Penentuan kenaikan harga, lanjut Astri, akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
"Saat ini penentuan harga kami juga ditentukan dari pihak prinsipal. Namun sampai saat ini belum ada dampak signifikan atas kenaikan harga komoditas dan material," ujarnya.
Intraco membidikpertumbuhan penjualan 5 persen hingga 15 persen pada 2022, setelah sepanjang tahun lalu membukukan total penjualan senilai Rp262 miliar atau sebanyak 376 unit.
Penjualan alat berat merek LiuGong menjadi salah satu penopang kinerja penjualan pada tahun lalu dengan capaian Rp100,1 miliar sampai dengan November 2021. Angka itu mengalami peningkatan mencapai 559 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2020.