Bisnis.com, JAKARTA - Bank of Japan (BOJ) menawarkan untuk membeli obligasi pemerintah 5 - 10 tahun dalam jumlah yang tidak terbatas dengan tingkat bunga tetap. Hal ini dilakukan pertama kali sejak tiga tahun terakhir.
Perlu diketahui, pasar obligasi yen telah diliputi oleh lonjakan imbal hasil global setelah Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa bertindak hawkish untuk menekan kenaikan harga konsumen.
Dilansir oleh Bloomberg, Senin (14/2/2022), Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda telah berupaya meredam spekulasi pengetatan kebijakan karena inflasi masih rendah.
Namun, hal itu tidak menghentikan kenaikan imbal hasil surat utang negara dan biaya pinjaman perusahaan berada pada level tertinggi selama hampir dua tahun.
Kenaikan suku bunga juga telah memaksa beberapa debitur Jepang yang berperingkat tinggi untuk mengadopsi kembali pemasaran menyebar terhadap utang pemerintah untuk surat utang dengan jatuh tempo yang lebih pendek.
Hal ini setelah imbal hasil obligasi 5 tahun berubah positif untuk pertama kalinya sejak bank sentral mengumumkan kebijakan suku bunga negatif pada 2016.
Baca Juga
"Akan ada lebih banyak visibilitas sehingga peminjam dapat merencanakan penjualan obligasi mereka dengan lebih baik jika suku bunga stabil," kata Shunsuke Oshida, Kepala Penelitian Kredit Manulife Investment Management Jepang.
Dia menambahkan bahwa langkah tersebut dapat mendorong lebih banyak emiten untuk menjual obligasi.
Sekisui House Reit Inc., pekan lalu menunda penawaran obligasi. Perusahaan mengatakan akan mempertimbangkan kembali penjualan setelah pasar stabil. Kesepakatan yang akan datang termasuk obligasi transisi oleh Tokyo Gas Co., dan Jera Co.
Penerbitan obligasi korporasi di Jepang naik sekitar 9 persen sejak awal Januari menjadi 1,4 triliun yen (US$12,1 miliar), dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya, didorong oleh penawaran 550 miliar yen dari SoftBank Group Corp, obligasi terbesarnya di pasar tradisional Jepang.