Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Limpahan Order Tekstil dari China Diproyeksi Tetap Mengalir Tahun Ini

Tren ekspor tekstil ke China mengalami penurunan selama beberapa tahun, hanya sekitar US$135 miliar pada tahun lalu. Jika dibandingkan 2017-2018 yang mencapai sekitar US$147 miliar, kinerja tersebut masih sulit digapai.
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Industri tekstil Chinabelum sepenuhnya pulih, sehingga menjadi berkah bagi pelaku usaha di dalam negeri sepanjang tahun ini.

Sekjen Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta memprediksi limpahan order dari China masih akan mengalir seiring perlambatan roda industri di Negeri Panda. Selain mengalami krisis energi pada akhir tahun lalu, Pemerintah China juga diketahui tengah berambisi memangkas emisi karbonnya. Sejumlah sektor industri pun terdampak kebijakan tersebut.

"Dari trennya ekspor [tekstil] China itu turun, hanya sekitar US$135 miliar [pada 2021]. Kalau dibandingkan 2017-2018 sekitar US$147 miliar. Prediksi kami di 2022 dia belum bisa balik, limpahan order dari sana pun cukup besar," katanya kepada Bisnis, Jumat (11/2/2022).

Pada tahun lalu, industri tekstil dalam negeri juga mendulang limpahan order akibat penutupan ketat Vietnam yang menyebabkan terhentinya produksi di negara itu.

Redma melanjutkan, pasar ekspor limpahan order dari China tersebut yakni Eropa. Di pasar tersebut, Indonesia bersaing dengan Bangladesh yang secara jarak geografis lebih dekat dengan Eropa, yang menyebabkan biaya pengapalan lebih murah.

Hal lain yang menyebabkan tingginya permintaan ekspor tak mampu dimaksimalkan masih berkutat pada ketersediaan kontainer yang terbatas. Hal itu pun menyebabkan pelaku industri menggantungkan momentum pemulihan tahun ini pada meningkatnya permintaan domestik.

Sementara itu, untuk permintaan lokal, sejumlah industri kecil menengah garmen melaporkan kapasitas produksi sudah penuh untuk memenuhi permintaan sampai dengan April 2022.

"Order untuk IKM dan garmen lokal, sampai April sudah full booked. Bahkan garmen itu sudah banyak yang melimpahkan order, baik lokal maupun ekspor, terutama untuk lebaran kan juga nanti ada demand disitu," jelas Redma.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper