Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa investasi di Indonesia terbuka untuk seluruh negara, tanpa pengkhususan maupun pengecualian tertentu. Hal itu disampaikannya pada
"Saya ingin katakan bahwa Indonesia memberikan karpet merah bagi semua negara, yang ingin melakukan investasi di Indonesia tanpa terkecuali. Dalam anekdot saya, negara dari bulan pun, selama tidak menabrak undang-undang boleh masuk investasi," jelasnya dalam acara Mandiri Investment Forum, Kamis (10/2/2022).
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, 10 besar negara asal investasi asing pada 2021 menjadi lebih beragam setidaknya dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya. Pada 2021, dua negara dari kawasan Eropa sudah mulai masuk ke 10 besar yakni Belanda dan Swiss.
Kendati demikian, posisi pertama negara asal investasi masih diduduki oleh Singapura hingga tahun lalu, dengan investasi mencapai US$9,4 miliar di 2021. Berdasarkan data BKPM, Singapura telah menduduki posisi pertama sejak 2016.
"Singapura tetap nomor satu. Sekalipun saya meyakini, bahwa [investasi] bukan uang [investor] Singapura saja. Saya tahu itu hub. Marketing intelligent kami menunjukkan data-data, secara umum itu tidak mutlak uang dari Singapura. Bahkan, sebagian investasi itu adalah perusahaan milik orang Indonesia," tuturnya.
Selain itu, investasi dari Amerika Serikat pun sudah semakin meningkat ke posisi empat besar di 2021 dengan investasi US$2,5 miliar. Pada dua tahun sebelumnya, negara tersebut masih berada di peringkat kedelapan.
Sebagai informasi, realisasi investasi tahun lalu mencapai Rp901,0 triliun atau melampaui target yang ditetapkan yakni Rp900 triliun. Dari total penanaman modal tersebut, penanaman modal asing (PMA) atau FDI tercatat sebesar Rp454 triliun, dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp447 triliun.