Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan gas di Uni Eropa bergegas memanfaatkan momentum penerbitan obligasi hijau atau green bond setelah keputusan pelabelan hijau bagi proyek bahan bakar fosil.
Dilansir Bloomberg Selasa (8/2/2022), klien Nomura International Plc., dari perusahaan gas telah melakukan pembicaraan terkait dengan penerbitan obligasi hijau yang potensial dengan biaya pinjaman lebih rendah. Hal ini meningkatkan minat untuk aset beretika ini.
Sebelumnya, Komisi UE akan memberikan label hijau bagi sejumlah investasi perusahaan gas dan nuklir yang membuktikan terbilang berhasil mengimplementasikan ekonomi keberlanjutan.
Blok ini mengumumkan sejumlah amandemen teknis pada draf kriteria label hijaunya dan mengusulkan penguatan aturan keterbukaan untuk memastikan transparansi bagi investor. Di antaranya adalah proyek gas yang mengganti penggunaan batu bara dan memancarkan tidak lebih dari 270 gram setara CO2 per kilowatt-hour atau emisi tahunannya tidak melebihi rata-rata 550 kilogram per kilowatt-hour selama 20 tahun.
Di sisi lain, keputusan tersebut bakal mengundang kontroversi bagi aturan pendanaan etis yang mungkin menghindari surat utang yang ditawarkan oleh perusahaan bahan bakar fosil.
Aturan tersebut juga kemungkinan akan melemahkan ambisi UE untuk menjadikan buku aturan hijaunya sebagai standar emas untuk investasi lingkungan.
"Akan ada penerbitan dari industri-industri ini. Risikonya adalah Uni Eropa akan mudah mendapat serangan," ungkap Kepala Keuangan Berkalanjutan di Eropa dan Timur Tengah Nomura Jarek Olszowka.
Agar dilabeli sebagai surat utang hijau Eropa, perusahaan harus mengikuti ketentuan taksonomi UE, sebuah kriteria untui investasi yang sesuai dengan target netral karbon pada 2050.
Menurut Olszowka, ketentuan itu akan memiliki efek lanjutan di seluruh paket undang-undang keuangan berkelanjutan UE, termasuk untuk meningkatkan keterbukaan pendanaan ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) dan standar obligasi hijau blok tersebut.
Dia menambahkan perusahaan gas mungkin akan lebih memilih menggunakan obligasi hijau daripada utang terkait keberlanjutan untuk mendapatkan pembiayaan.
Adapun perbankan lainnya seperti JPMorgan Chase & Co., dan BNP Paribas SA sedang berlomba-lomba untuk mendapatkan bisnis penjaminan emisi hijau. Mereka juga di bawah tekanan dari regulator dan aktivis untuk membersihkan portofolio pinjaman mereka.