Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada! Pupuk Palsu Mulai Beredar, Harga Lebih Murah 20 Persen

Harga pupuk palsu yang beredar di sejumlah daerah dilaporkan lebih murah hingga 20 persen dibandingkan dengan pupuk non subsidi yang asli.
Ilustrasi gudang pupuk./ Dok. Pupuk Indonesia
Ilustrasi gudang pupuk./ Dok. Pupuk Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan pupuk palsu dilaporkan telah beredar di sejumlah daerah dengan harga yang lebih murah hingga 20 persen dibandingkan dengan pupuk non subsidi asli.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPN APTRI) Soemitro Samadikoen mengatakan maraknya peredaran pupuk palsu itu seiring dengan langkanya pupuk subsidi dan non subsidi di tengah masyarakat.

"Harga pupuk palsu untuk kategori ZA non subsidi dibanderol Rp4.800 per kilogram saat harga di pasar menyentuh di angka Rp6.000 per kilogram," kata Soemitro, Minggu (6/2/2022).

Dia menuturkan salah satu anggotanya di Kabupaten Lumajang membeli pupuk palsu itu sebanyak 50 ton dengan harga Rp4.800 yang belakangan dibagikan kepada anggota APTRI lainnya. Adapun, kemasan pupuk palsu itu menggunakan logo dari PT Petrokimia Gresik (PG).

Soemitro mengatakan kerugian yang timbul dari pembelian pupuk palsu itu mencapai Rp240 juta diikuti dengan kerusakan tanaman tebu yang sempat disirami pupuk bodong tersebut.

APTRI melaporkan harga pupuk non subsidi untuk petani tebu sudah mengalami kenaikan mencapai 200 persen jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu. Konsekuensinya, biaya produksi gula di tingkat petani mengalami lonjakan yang signifikan pada awal tahun ini.

Biasanya, luas kebun satu hektar membutuhkan satu ton pupuk bersubsidi dengan nilai mencapai Rp2,5 juta. Hanya saja, saat ini petani mesti mengeluarkan biaya hingga Rp8 juta untuk mengadakan pupuk non subsidi dengan jangkauan luas satu hektar.

“Naiknya itu rata-rata 200 persen per satu hektar sehingga biaya produksi pupuk itu naik kalau dulu Rp45 juta hingga Rp50 juta sekarang pasti Rp50 juta lebih, hasilnya sama, yang harus dinaikkan adalah harga gula kalau tidak petani jadi tekor,” kata Soemitro.

Berdasarkan data World Bank-Commodity Market Review per 4 Januari 2022, Pupuk Urea dan diamonium fosfat (DAP) mengalami kenaikan yang signifikan.

Sepanjang Januari hingga Desember 2021 misalnya, harga diamonium fosfat (DAP) di pasar internasional mengalami kenaikan sebesar 76,95 persen. Saat awal tahun lalu, harga pupuk itu mencapai US$421 per ton, pencatat itu berakhir di posisi US$745 per ton pada Desember 2021.

Di sisi lain, Pupuk Urea mengalami peningkatan harga mencapai 235,85 persen sepanjang tahun lalu. Pupuk Urea sempat berada di harga US$265 per ton belakangan naik menjadi US$890 per ton pada Desember 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper