Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Deretan Industri Tambang yang Jajaki Proyek Energi Terbarukan

Beberapa perusahaan pertambangan menjajaki proyek energi baru terbarukan untuk mendukung upaya transisi energi.
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane./indikaenergy.co.id
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane./indikaenergy.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah perusahaan pertambangan tercatat mulai menjajaki proyek energi baru terbarukan sebagai bentuk dukungan terhadap transisi energi.

PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) menegaskan komitmen perusahaan memberi dukungan terhadap transisi energi. Emiten energi tersebut juga menerangkan sejumlah proyek energi telah dikembangkan.

Head of Coorporate Communication PT Adaro Energy Tbk. Febriati Nadira mengungkapkan perusahaan telah memulai biofuel project pada 2011. Pengembangan ini dilakukan sebelum disyaratkan pemerintah.

"Sementara dalam hal energi bersih, PLTU kami sedang mencoba menerapkan co-firing dengan biomasa untuk mengurangi emisi," katanya kepada Bisnis, Jumat (4/2/2022).

Adaro juga sudah memulai pemenuhan kebutuhan listrik di area operasional pelabuhan Adaro di Kelanis Kalimantan Tengah dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Instalasi ini dilengkapi dengan teknologi smart inverter yang  memberikan dampak lingkungan positif yaitu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan  emisi gas rumah kaca.

Anak usaha Adaro Energy yakni Adaro Power juga terus mempelajari proyek-proyek tenaga terbarukan. Misalnya biomassa, tenaga angin dan panel surya, untuk mendiversifikasikan bauran energinya dan mendukung PLN melalui prakarsa proposal dan tender.

Selain Adaro, beberapa perusahaan lainnya juga telah memulai langkah pada transisi energi. PT Indika Energy Tbk. (INDY) misalnya telah memulai proyek PLTS atap dengan kapasitas total 500 megawatt peak (MWp) hingga 2025. Proyek ini sudah dimulai sejak Maret 2021. 

Pengembangan PLTS atap ini diterapkan pada wilayah anak usaha perusahaan yakni Kideco Jaya Agung. 

Kemudian PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) telah memulai konstruksi proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di Kawasan Industri Tanjung Enim, Sumatra Selatan. Proyek tersebut dikerjakan bersama PT Pertamina (Persero) dan Air Products and Chemicals Inc (APCI). 

Presiden Joko Widodo telah meresmikan peletakan batu pertama alias groundbreaking proyek hilirisasi batu bara ini pada Senin (24/1/2022). Langkah ini diambil pemerintah untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor liquid petroleum gas (LPG). 

Adapula PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) telah mengumumkan komitmen mencapai netral karbon pada 2030. Perusahaan telah memiliki komitmen untuk melakukan investasi sebesar US$500 juta dalam lima tahun ke depan. Emiten TOBA ini berkomitmen fokus pada industri energi terbarukan dan energi bersih. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper