Bisnis.com, JAKARTA – PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) menegaskan komitmennya untuk memberi dukungan terhadap transisi energi. Emiten energi tersebut juga menerangkan sejumlah proyek energi yang telah dikembangkan.
Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk. Febriati Nadira mengatakan bahwa perusahaan telah memulai proyek biofuel pada 2011. Pengembangan tersebut bahkan telah dilakukan sebelum disyaratkan pemerintah.
“Sementara itu, dalam hal energi bersih, PLTU kami sedang mencoba menerapkan co-firing dengan biomassa untuk mengurangi emisi,” katanya kepada Bisnis, Jumat (4/2/2022).
Perusahaan juga sudah memulai pemenuhan kebutuhan listrik di area operasional pelabuhan Adaro di Kelanis Kalimantan Tengah dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Instalasi tersebut dilengkapi dengan teknologi smart inverter yang memberikan dampak lingkungan positif, yaitu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca.
Anak usaha Adaro Energy, yakni Adaro Power juga terus mempelajari proyek-proyek tenaga terbarukan, seperti biomassa, tenaga angin, dan panel surya untuk mendiversifikasikan bauran energinya, sekaligus mendukung PLN melalui prakarsa proposal dan tender.
Baca Juga
Dalam aspek lingkungan, kata dia, Adaro menjadi perusahaan tambang pertama yang meraih penghargaan PROPER Emas di 2012. Hingga kini, perusahaan menerima penghargaan PROPER Emas untuk ke-4 kalinya.
Capaian tersebut menunjukkan bahwa program-program pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang dijalankan perusahaan lebih dari yang dipersyaratkan atau beyond compliance.
Upaya yang dilakukan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan, seperti merestorasi lahan melalui program rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) seluas 298,36 hektare.
Rehabilitasi pun telah diserahterimakan kepada pemangku kepentingan pada 2020 dan 2021. Proyek itu disebut telah memberikan manfaat secara ekologi dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Adaro juga mendapat kepercayaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk merehabilitasi lahan DAS Menoreh seluas 512 hektare di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
“Selanjutnya, Adaro juga melestarikan keanekaragaman hayati di wilayah hutan bekas tambang Paringin, yang mengacu pada pendekatan standar HCV [High Conservation Value]. Bekantan yang merupakan satwa langka untuk berkembang dengan baik di hutan ini bersama flora fauna endemik lainnya.”
Emiten energi berkode ADRO itu juga bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan menjaga ekosistem melalui pengembangan Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut yang merupakan tempat konservasi bekantan.